Kekacang penutup bumi: Menanam
kekacang penutup bumi dilakukan setelah kerja-kerja pembarisan selesai
dilaksanakan. (Kawasan gambut tidak perlu tanam kekacang).
Penutup bumi adalah untuk:
- Mengawal hakisan
- Memperbaiki status zat pemakanan dalam tanah, khususnya
Nitrogen
- Memelihara kelembapan tanah
Tiga jenis kekacang penutup bumi
yang biasa ditanam adalah:
- Centrosema pubescens
- Pueraria phaseoloides
- Calopogonium mucunoides/caeruleum
Benih kekacang boleh dibeli dari
pembekal-pembekal swasta manakala kompos rhizobium boleh dibeli di Institut
Penyelidikan Getah Malaysia (RRIM). Kaedah ringkas menanam kekacang penutup
bumi adalah seperti berikut:
- Umumnya campuran 10g kompos rhizobium dengan 10kg biji
benih kekacang digunakan.
- Campuran tersebut ditabur didalam jalur yang selari
diantara 2 barisan pokok kelapa sawit.
- Jarak diantara jalur-jalur adalah 2 meter.
- Contoh kadar campuran biji benih kekacang adalah
seperti berikut:-
Kekacang Kg/ha
Centrocema pubescens 4.0
Pueraria phaseoloides 1.1
Calopogonium caeruleum 0.6
- Baja campuran N:P:K:Mg (15:15:6:4) digunakan sebagai
baja asas dengan kadar 56 kg/hektar.
- Tabur baja debu Fosfat (seperti CIRP) pada kadar 560 kg
sehektar mengikut jadual berikut:
Umur Kekacang
|
Kadar Baja Debu Fosfat (kg/ha)
|
Semasa
menanam (sepanjang jalur-jalur)
|
112
|
2
bulan
|
112
|
6
bulan
|
112
|
8
bulan
|
112
|
12
bulan
|
112
|
- Pengawalan rumpai dan serangga perosak diperlukan
dengan mengguna racun-racun yang sesuai jika hendak memperolehi tanaman
kacang yang baik.
enanamanPenanaman: Anak benih sawit yang telah berumur 12-15 bulan
ditapak semaian adalah sesuai untuk ditanam. Kaedah ringkas penanaman adalah
seperti berikut:-
- Lubang Tanaman disediakan 2-3 minggu sebelum menanam.
Ukuran lubang mesti dilebihkan dari ukuran polibeg supaya penanaman mudah
dijalankan. Tanah lapisan bawah dan lapisan atas diasingkan.
- Taburkan 150g - 200g baja Fosfat didalam lubang.
- Buangkan/Tanggalkan polibeg sebelum anak benih ditanam.
Masukkan anak benih kedalam lubang yang telah disediakan.
- Lubang dikambus dengan tanah lapisan atas dahulu dan
diikuti dengan tanah lapisan bawah supaya buku-pangkal pokok berkeadaan
sama rata dengan permukaan tanah.
- Anak benih hendaklah berkeadaan tegak selepas ditanam.
- Mampatkan tanah disekeliling pokok dengan tidak
merosakan akarnya.
- Masa menanam hendaklah pada musim hujan dan elakkan
dari menanam pada musim kemarau.
- Lazimnya, jarak tanaman yang dipilih adalah 9 meter
tiga segi yang memberi 136 pokok pada 1 hektar. Kepadatan pokok sehektar
dengan jarak tanaman yang berbeza adalah seperti jadual dibawah:
Jarak
|
Jumlah Pokok
|
Meter (Kaki)
|
Hektar (Ekar)
|
8.5 (28)
|
160 (65)
|
8.7 (29)
|
148 (60)
|
9.0 (30)
|
136 (55)
|
- Sulam pokok-pokok yang mati apabila menjalani
pemeriksaan sekurang-kurangnya 6 bulan selepas menanam.
Tanaman selinganTanaman selingan:
Kacang tanah, jagong dan lain-lain
tanaman kontan atau sayur-sayuran boleh ditanam sebagai selingan dalam masa
tiga tahun pertama selepas pokok sawit ditanam.
Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan tanaman selingan ialah:
- Tanaman itu memberi keuntungan dalam masa tiga tahun.
- Tanaman itu tidak memberi persaingan yang boleh
menjejaskan
kesuburan pokok kelapa sawit dari segi zat-zat pemakanan,
air dan cahaya matahari.
- Ada pasaran atau mudah memasarkan hasil tanaman
selingan itu.
Ternakan Ternakan :
Haiwan ternakan terutamanya kambing
biri-biri mempunyai potensi yang baik untuk diternakkan diladang kelapa sawit.
Disamping menambahkan hasil dari jualan ternakan, ia dapat juga mengurangkan
kos pengawalan rumpai.
Cara menanam tanaman kacangan
penutup tanah/legume cover crops (LCC).
Menanam tanaman penutup tanah/legume cover crops (LCC) di perkebunan kelapa
sawit adalah salah satu tahapan pekerjaan yang penting dan membutuhkan biaya
yang cukup tinggi oleh karena itu diperlukan perhatian yang sangat khusu demi
keberhasilannya.
Adapun manfaat tanaman penutup
tanah/legume cover crops (LCC) adalah sebagai berikut:
a) Menekan pertumbuhan gulma,
sehingga dapat menghemat biaya pengendalian gulma saat masih tanaman belum
menghasilkan
b) Meningkatkan kandungan bahan
organik tanah
c) Memperbaiki kondisi fisik tanah
yaitu aerasi dan menjaga kelembaban tanah
d) Mencegah dan mengurangi erosi
permukaan tanah
e) Mengikat (fiksasi) unsur hara
Nitrogen dari udara, dengan demikian memperkaya tanah dengan senyawa Nitrogen
f) Menekan pertumbuhan hama
dan penyakit tertentu
Adapaun Jenis – jenis kacangan
yang biasa digunakan sebagai penutup tanah pada perkebunan kelapa sawit, karet,
cacao dan teh adalah:
Untuk mendapatkan pertumbuhan
tanaman penutup tanah/legume cover crops (LCC) yang baik dan disertai
pertimbangan biaya, biasanya dilakukan campuran kacangan dengan komposisi per
ha sebagai berikut :
a) 6 kg PJ + 3 kg CM +
0,5 kg CC
b) 2 kg MC
Sedangkan penanaman MB dapat
dilakukan dengan tujuan untuk mencadangkan sumber bibit kacangan dalam
kebutuhan mendatang (sebagai tanaman induk).
Selain dari biji tanaman penutup
tanah juga dapat diperbanyak dengan cara stek. Jenis kacangan yang dapat
ditanam dengan stek yaitu Mucuna bracteata (MB) dengan ketentuan:
a) Penyetekan berasal dari tanaman
induk MB yang tumbuh subur
b) Cari ruas kacangan MB yang
berakar (tidak terlam¬pau muda atau tua)
c) Ruas MB tersebut langsung ditanam
di kantong plastik yang berlubang bagian tepinya (ukuran 10 cm x 8 cm x
0,1 mm) hingga hasil stek tumbuh dengan baik ( ± 2 bulan)
d) Sebagai media dipakai top soil
yang bebas dari kotoran
e) Penyiraman dilakukan pada pagi
dan sore hari (bila tidak turun hujan)
f) Setelah itu, potong hasil stek
dan siap ditanam di lapangan
Persiapan menanam tanaman kacangan
penutup tanah/legume cover crops (LCC)
Persiapan yang baik akan sangat
menentukan keberhasilan pembangunan penutup tanah, dengan tahapan sebagai
berikut:
a) Areal bersih dari gulma dan
penanaman dapat dilakukan setelah pekerjaan memancang
b) Di daerah yang baru
dibuka, perlu dilakukan inokula¬si bakteri Rhizobium (10 gram
Rhizobium dalam 0,25 liter air untuk setiap 10 kg campuran kacangan) untuk
meningkat¬kan daya ikat (fiksasi) Nitrogen oleh bakteri bintil akar. Pemberian
Rhizobium tidak mutlak dilakukan dan dapat ditiadakan
c) Untuk memudahkan penaburan di
lapangan, campuran kacangan + Rhizobium yang cukup kering dicampur dengan pupuk
TSP/RP (9 kg campuran LCC + 9 kg TSP/RP untuk 1 Ha)
Sebelum ditanam, kacangan sebaiknya
direndam terlebih dahulu dengan air hangat 500 C, dengan tujuan:
a) Mempercepat pertumbuhan kecambah
b) Kacangan akan terapung dan mudah
diketahui kosong (tidak baik pertumbuhannya)
Cara Menanam tanaman kacangan
penutup tanah/legume cover crops (LCC)
Cara menanam kacangan penutup tanah/
LCC tergantung dari topografi lahan yang akan ditanam, berikut adalah cara
menanam tanaman kacangan penutup tanah/legume cover crops (LCC) tersebut
:
a. Areal datar sampai dengan
bergelombang
- Kacangan ditanam sejajar barisan
tanaman
- "Larikan" campuran PJ,
CM dan CC sebanyak 2 (dua) baris setiap gawangan hidup dan satu baris antar
pokok dalam barisan tanaman
- MC ditanam 3 (tiga) lubang di
antara pokok dekat rumpukan kayu/batang. Setiap lubang ditanam 3 (tiga) benih
MC
- Penanaman kacangan pada areal
datar-bergelombang disajikan pada
b. Areal Bukit Bergunung
- Pada areal berbukit-bergunung
dengan pola kontur/teras maka kacangan ditanam searah dengan terasan/ barisan
tanaman
- campuran PJ, CM dan CC sebanyak 4
(empat) titik antara 2 (dua) pokok di dekat bibir terasan
- MB ditanam di antara titik
campuran PJ, CM dan CC
Perawatan kacangan penutup
tanah/legume cover crops (LCC)
Pemupukan
Kacangan perlu dipupuk agar tumbuh
subur dan cepat menutup tanah. Jenis, dosis dan waktu pemupukan disajikan
pada Tabel dibawah ini.
Penyiangan
Agar tanaman kacangan dapat berhasil
tumbuh dengan baik maka harus dilakukan penyiangan pada awal masa tanam. Adapun
kegiatan penyiangan tanaman kacangan adalah sebagai berikut :
a. Di dalam larikan kacangan
Penyiangan dilakukan dengan cara
mencabuti dengan tangan atau cangkul kecil. Sedangkan di luar/bagian tepi di
kanan kiri larikan digaruk dengan menggunakan cangkul
selebar ± 45 cm. Rotasi penyiangan ini dilakukan setiap
2 minggu sekali sampai kacangan menutup sempurna.
b. Untuk penyiangan diantara larikan
Dilakukan dengan penyem¬protan
herbisida Paracol (paraquat + diuron) dosis 1,5 - 2,0 liter/ha blanket.
Rotasi penyemprotan ini dilakukan 1,5 - 2 bulan sekali sampai pertumbuhan
kacangan bergabung (menutup).
Demikian informasi yang dapat saya
sampaikan tentang cara menanam tanaman kacangan penutup tanah/legume cover
crops (LCC) di perkebunan semoga dapat mebantu.
Tanaman kacang-kacangan penutup tanah adalah setiap tanaman tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki berbagai kondisi yang terkait dengan pertanian berkelanjutan. Tanaman penutup tanah sangat penting, alat berkelanjutan yang digunakan untuk mengelola kesuburan tanah, kualitas tanah, air, gulma (tanaman yang tidak diinginkan yang membatasi potensi produksi tanaman), hama (binatang yang tidak diinginkan, biasanya serangga, yang membatasi potensi produksi tanaman), penyakit, dan keragaman dan satwa liar , di AGROEKOSISTEM (Lu et al 2000).
AGROEKOSISTEM adalah sistem ekologi dikelola oleh manusia di berbagai intensitas untuk menghasilkan pangan, pakan, atau serat. Untuk skala besar, bentuk manusia struktur dan fungsi ekologis proses alam yang terjadi di AGROEKOSISTEM. Sebagai AGROEKOSISTEM sering berinteraksi dengan ekosistem alami tetangga dalam lanskap pertanian, tanaman penutup yang dapat meningkatkan keberlanjutan agroekosistem atribut juga mungkin secara tidak langsung meningkatkan kualitas ekosistem alam sekitarnya. Petani memilih untuk menanam jenis tanaman penutup tanah tertentu dan untuk mengatur mereka dengan cara tertentu berdasarkan kebutuhan khusus dan tujuan mereka sendiri . Kebutuhan dan tujuan yang dipengaruhi oleh biologis, lingkungan, faktor sosial, budaya, dan ekonomi dari sistem pangan di mana petani beroperasi (Snapp et al 2005)..
tanaman kacang – kacangan penutup
tanah / Cover Crop juga disebut "pupuk hijau" ini digunakan untuk
mengelola berbagai macronutrients tanah dan mikro. Sebagai contoh di Nigeria,
tanaman penutup tanah Mucuna pruriens (koro benguk) telah ditemukan untuk
meningkatkan ketersediaan fosfor dalam tanah setelah petani menggunakan lebih
sedikit rock phosphate (Vanlauwe et al. 2000). Sehubungan dengan nutrisi,
dampak tanaman pelindung yang ada pada manajemen nitrogen telah sangat diakui
& dinikmati oleh para peneliti dan petani, karena nitrogen sering menjadi
unsur ghara yang paling penting dalam produksi tanaman. Cover crop / tanaman
penutup yang dikenal sebagai "pupuk hijau" yang tumbuh dan dimasukkan
(oleh olah tanah) ke dalam tanah sebelumnya mencapai kematangan penuh, dan
dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kualitasnya . Mereka umumnya
polong- polongan, yang berarti mereka adalah bagian dari Fabaceae (kacang) .
Familia Fabaceae ini adalah unik karena semua spesies di dalamnya menghasilkan
polong, seperti kacang, kacang-kacangan, bunga lupin dan alfalfa. tanaman
penutup polongan biasanya tinggi dalam nitrogen dan sering bisa, untuk berbagai
tingkatan, memberikan jumlah N yang diperlukan untuk produksi tanaman yang
biasanya bisa diterapkan dalam bentuk pupuk kimia ( disebut pupuk pengganti )
(Thiessen-Martens et al 2005).. Kualitas lain yang unik untuk tanaman penutup
polongan adalah bahwa mereka membentuk hubungan simbiosis dengan bakteri
rhizobial yang berada di bintil akar leguminosa. Bunga lupin memiliki nodul
yang isinya mikroorganisme tanah Bradyrhizobium sp. (Lupinus). Bradyrhizobia
ditemui sebagai microsymbionts pada tanaman polongan lain (Argyrolobium, Lotus,
Ornithopus, Acacia, Lupinus) asal Mediterania. Bakteri ini mengkonversi secara
biologis N2 yang tersedia atmosfer gas nitrogen (N2) untuk nitrogen mineral
biologis yang siap serap (NH4 +) melalui proses fiksasi nitrogen biologis.
Sebelum kedatangan proses Haber-Bosch, metode energi-intensif dikembangkan
untuk melakukan fiksasi nitrogen industri dan menciptakan pupuk kimia nitrogen,
nitrogen paling diperkenalkan ke ekosistem muncul melalui fiksasi nitrogen
biologis (Galloway et al 1995).. Beberapa ilmuwan percaya bahwa fiksasi
nitrogen biologis luas, terutama dicapai melalui penggunaan tanaman pelindung,
adalah satu-satunya alternatif untuk fiksasi nitrogen industri dalam upaya
untuk mempertahankan atau meningkatkan tingkat produksi pangan di masa depan
(Bohlool et al 1992,. Masyarakat dan Craswell 1992, Giller dan Cadisch 1995).
fiksasi nitrogen Industri telah dikritik sebagai sumber nitrogen tidak
berkelanjutan untuk produksi pangan akibat ketergantungan pada energi bahan
bakar fosil dan dampak lingkungan yang terkait dengan penggunaan pupuk kimia
nitrogen di bidang pertanian (Jensen dan Hauggaard-Nielsen 2003). Seperti
dampak lingkungan yang luas termasuk kerugian pupuk nitrogen ke dalam air, yang
dapat menyebabkan eutrofikasi (loading gizi) dan berikutnya hipoksia (deplesi
oksigen) dari tubuh besar air. Sebuah contoh ini terletak pada Cekungan
Mississippi Valley, di mana tahun loading pupuk nitrogen ke dalam DAS dari
produksi pertanian telah menghasilkan zona "hipoksia mati" dari Teluk
Meksiko ukuran dari New Jersey (Rabalais et al 2002).. Kompleksitas ekologi
kehidupan laut di zona ini telah berkurang sebagai konsekuensi (CENR 2000).
nitrogen membawa Selain ke AGROEKOSISTEM melalui fiksasi nitrogen secara
biologis, tanaman penutup dikenal sebagai "tanaman menangkap"
digunakan untuk mempertahankan dan daur ulang nitrogen tanah sudah ada.
Menangkap tanaman nitrogen surplus mengambil sisa dari fertilisasi tanaman
sebelumnya, mencegah dari yang hilang melalui pencucian (Morgan et al. 1942)
denitrifikasi, atau gas atau penguapan (Thorup-Kristensen et al 2003).. Catch
tanaman biasanya cepat tumbuh spesies sereal tahunan disesuaikan dengan mengais
nitrogen tersedia secara efisien dari tanah (Ditsch dan Alley 1991). Nitrogen
terikat dalam biomassa tanaman menangkap dilepaskan kembali ke tanah setelah
tanaman menangkap didirikan sebagai pupuk hijau atau mulai terurai
Cover crop / tanaman penutup
dapat meningkatkan kualitas tanah dengan meningkatkan tingkat bahan organik
tanah melalui input tutupan biomassa tanaman dari waktu ke waktu. Peningkatan
bahan organik tanah meningkatkan struktur tanah, serta air dan gizi memegang
dan kapasitas dapar tanah (Patrick et al 1957).. Hal ini juga dapat menyebabkan
peningkatan penyerapan karbon tanah, yang telah dipromosikan sebagai strategi
mitigasi untuk membantu mengimbangi meningkatnya kadar karbon dioksida atmosfer
(Kuo dkk 1997, Sainju dkk.. 2002, Lal, 2003).
Meskipun tanaman penutup dapat melakukan beberapa fungsi dalam suatu agroekosistem secara bersamaan, mereka sering ditanam untuk tujuan tunggal mencegah erosi tanah. erosi tanah adalah proses yang diperbaiki lagi dapat mengurangi kapasitas produktif suatu agroekosistem. tanaman penutup padat berdiri secara fisik memperlambat kecepatan curah hujan sebelum kontak permukaan tanah, mencegah tanah percikan dan aliran permukaan yg menyebabkan (Romkens et al 1990).. Selain itu, jaringan akar tanaman penutup besar membantu jangkar tanah di tempat dan meningkatkan porositas tanah, menciptakan jaringan habitat yang cocok untuk makrofauna tanah (Tomlin et al 1995)..
Kualitas tanah dikelola untuk menghasilkan situasi optimal untuk tanaman berkembang. Faktor utama kualitas tanah adalah salinasi tanah, pH, keseimbangan mikroorganisme dan pencegahan kontaminasi tanah.
Pengendalian Air
Dengan mengurangi erosi tanah, tanaman penutup seringkali juga mengurangi baik tingkat dan kuantitas air yang mengalir di luar lapangan, yang biasanya akan menimbulkan risiko lingkungan perairan dan ekosistem hilir (Dabney et al 2001).. Cover biomassa tanaman bertindak sebagai penghalang fisik antara curah hujan dan permukaan tanah, sehingga air hujan untuk terus menetes ke bawah melalui profil tanah. Juga, seperti yang dinyatakan di atas, mencakup hasil pertumbuhan akar tanaman dalam pembentukan pori tanah, yang selain untuk meningkatkan habitat tanah makrofauna menyediakan jalur untuk air untuk menyaring melalui profil tanah daripada pengeringan di luar lapangan sebagai aliran permukaan. Dengan resapan air meningkat, potensi untuk penyimpanan tanah air dan pengisian kembali akuifer dapat ditingkatkan (Joyce et al 2002).. Tepat sebelum tanaman penutup tanah adalah dibunuh (oleh praktek tersebut termasuk memotong, mengolah, discing, rolling, aplikasi herbisida) mereka berisi sejumlah besar uap air. Ketika tanaman penutup tanah adalah dimasukkan ke dalam tanah, atau ditinggalkan di permukaan tanah, sering kali meningkatkan kelembaban tanah. Dalam AGROEKOSISTEM mana air untuk produksi tanaman adalah pasokan pendek, tanaman penutup dapat digunakan sebagai mulsa untuk menghemat air dengan bayangan, dan pendinginan permukaan tanah. Hal ini akan mengurangi penguapan kelembaban tanah. Dalam situasi petani lainnya mencoba untuk mengeringkan tanah secepat mungkin akan memasuki musim tanam. Di sini kelembaban konservasi tanah dapat menjadi masalah yang berkepanjangan. Sementara tanaman penutup dapat membantu untuk melestarikan air, di daerah beriklim sedang (terutama pada tahun-tahun dengan curah hujan rata-rata di bawah ini) mereka dapat penarikan pasokan air tanah di musim semi, terutama jika kondisi pertumbuhan iklim yang baik. Dalam kasus ini, tepat sebelum tanam, petani seringkali menghadapi tradeoff antara manfaat dari peningkatan pertumbuhan tanaman penutup dan kekurangan mengurangi kelembaban tanah untuk produksi tanaman kas musim itu.
Pengendalian Gulma
tanaman penutup tebal berdiri juga sering bersaing dengan gulma selama masa pertumbuhan tanaman penutup tanah, dan dapat mencegah biji gulma yang paling berkecambah dari menyelesaikan siklus hidup mereka dan mereproduksi. Jika tanaman penutup yang tersisa pada permukaan tanah daripada dimasukkan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau setelah pertumbuhan yang dihentikan, dapat membentuk tikar hampir tak tertembus. Hal ini secara drastis mengurangi transmitansi cahaya untuk bibit gulma, yang dalam banyak kasus mengurangi tingkat perkecambahan biji gulma (Teasdale 1993). Lebih jauh lagi, bahkan ketika benih gulma berkecambah, mereka sering kehabisan energi yang tersimpan untuk pertumbuhan sebelum membangun kapasitas struktural yang diperlukan untuk menembus lapisan mulsa tanaman penutup. Hal ini sering disebut tanaman penutup melimpahi efek (Kobayashi et al 2003).. Beberapa tanaman penutup menekan pertumbuhan gulma baik selama dan setelah kematian (Blackshaw et al 2001).. Selama pertumbuhan tanaman pelindung ini bersaing keras dengan gulma untuk ruang yang tersedia, ringan, dan nutrisi, dan setelah kematian mereka melimpahi berikutnya flush gulma dengan membentuk lapisan mulsa di permukaan tanah. Sebagai contoh, Blackshaw et al. (2001) menemukan bahwa bila menggunakan Melilotus officinalis (sweetclover kuning) sebagai tanaman penutup pada sistem bera yang diperbaiki (di mana masa bera sengaja ditingkatkan dengan sejumlah praktek manajemen yang berbeda, termasuk penanaman tanaman pelindung), biomassa rumput hanya merupakan antara 1-12% dari total biomassa berdiri di akhir musim tanam tanaman penutup. Selanjutnya, setelah berakhirnya tanaman penutup tanah, residu sweetclover gulma kuning ditekan ke tingkat 75-97% lebih rendah dibandingkan dengan kosong (tidak ada sweetclover kuning) sistem Selain penekanan gulma berbasiskan-kompetisi atau fisik, tanaman penutup tertentu dikenal untuk menekan gulma melalui allelopathy (Creamer et al 1996,. Singh et al. 2003). Hal ini terjadi ketika menutup senyawa biokimia tertentu tanaman yang rusak yang terjadi bersifat toksik bagi, atau menghambat perkecambahan biji, jenis tanaman lainnya. Beberapa contoh yang terkenal tanaman penutup allelopati adalah Secale cereale (gandum), Vicia villosa (vetch berbulu), Trifolium berpura-pura (semanggi merah), Sorghum bicolor (sorgum-sudangrass), dan spesies di keluarga Brassicaceae, khususnya mustard (Haramoto dan Gallandt 2004). Dalam sebuah penelitian, rye menutupi sisa tanaman yang ditemukan telah diberikan antara 80% dan 95% dari kontrol gulma berdaun lebar awal musim ketika digunakan sebagai mulsa selama produksi tanaman yang berbeda seperti kedelai, tembakau, jagung, dan bunga matahari (Nagabhushana et al 2001).
Pengendalian Penyakit
Dengan cara yang sama bahwa sifat allelopati tanaman penutup dapat menekan gulma, mereka juga dapat mematahkan siklus penyakit dan mengurangi populasi penyakit bakteri dan jamur (Everts 2002), dan nematoda parasit (Potter et al. 1998, Vargas-Ayala dkk. 2000 ). Spesies dalam keluarga Brassicaceae, seperti mustard, telah banyak ditunjukkan untuk menekan populasi penyakit jamur melalui pelepasan zat kimia beracun alami selama degradasi senyawa glucosinolade pada jaringan tanaman sel mereka (Lazzeri dan Manici 2001).
Pengendalian Hama
Beberapa tanaman penutup digunakan sebagai apa yang disebut "tanaman perangkap", untuk menarik hama menjauh dari tanaman utama dan terhadap apa yang hama lihat sebagai habitat yang lebih baik (Shelton dan Badenes-Perez 2006). Perangkap areal tanaman dapat didirikan dalam tanaman, dalam pertanian, atau dalam lanskap. Dalam banyak kasus, tanaman perangkap ditanam selama musim yang sama dengan tanaman pangan yang dihasilkan. Luas lahan terbatas diduduki oleh tanaman perangkap dapat diobati dengan pestisida sekali hama tertarik ke dalam perangkap dalam jumlah yang cukup besar untuk mengurangi populasi hama. Dalam beberapa sistem organik, petani akan mendapat manfaat selama tanaman perangkap dengan bekerja sebagai vakum yang berukuran besar secara fisik menarik dari hama tanaman dan keluar dari lapangan (Kuepper dan Thomas 2002). Sistem ini telah direkomendasikan untuk digunakan untuk membantu mengendalikan hama lygus bug dalam produksi stroberi organik (Zalom et al. 2001). tanaman pelindung lainnya digunakan untuk menarik predator alami hama dengan menyediakan unsur-unsur habitat mereka. Ini adalah bentuk kontrol biologis dikenal sebagai habitat augmentasi, tetapi dicapai dengan menggunakan tanaman penutup (Bugg dan Waddington 1994). Temuan mengenai hubungan antara kehadiran tanaman penutup tanah dan predator / dinamika populasi hama telah dicampur, menunjuk ke arah perlunya informasi yang lengkap tentang jenis tanaman penutup yang spesifik dan praktik manajemen terbaik untuk melengkapi strategi manajemen hama terpadu yang diberikan. Misalnya, tungau predator Euseius tularensis (Congdon) dikenal untuk membantu mengendalikan hama thrips jeruk di kebun jeruk California Tengah. Para peneliti menemukan bahwa beberapa penanaman tanaman pelindung yang berbeda polongan (seperti kacang bel, vetch woollypod, Selandia Baru semanggi putih, dan kacang musim dingin Austria) disediakan serbuk sari yang cukup sebagai sumber makanan menyebabkan peningkatan populasi musiman di Congdon, yang dengan waktu yang baik berpotensi cukup memperkenalkan tekanan predator untuk mengurangi populasi hama thrips jeruk (Grafton-Cardwell et al. 1999).
Dampak Negatif LCC• Persaingan dengan tanaman pokok
• Mengganggu tanaman pokok
• Sebagai tempat bersarang tikus
• Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur
Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC • Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 75ºC
• Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 60ºC
• Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8-15 menit
• Penipisan kulit benih (skarifikasi)
• Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium , atau setelah air perendam mendingin,campurkan pupuk mikroba TX- 777 4 tutup botol / liter air dan segenggam MX-888 per liter air rendaman.
Setelah kacangan diberi perlakuan, diinokulasi dan dicampur dengan pupuk, kacangan siap untuk ditanam di lapangan secara manual (pakai tangan) atau mekanis (pakai tractor yang dilengkapi alat penabur = simple seed drill tractor).
4.1. SISTEM LARIKAN/JALUR (STRIP CROPPING)
Untuk mempermudah penempatan biji kacangan di lapangan maka sebelum ditanam agar dibuat larikan.
a. Alternatif Pertama :
Ø Campuran kacangan (kecuali Mucuna bracteata) ditanam dalam larikan, yaitu 5 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak antar baris = 1,5 m) dan 1 baris larikan pada barisan tanaman (jarak dari titik tanam = 2,0 m).
Ø Kacangan Mucuna bracteta (MB) ditanam pada gawangan mati disisi jalur rumpukan kayu dengan cara pocket dan tugal. Jarak tanam antara kacangan dibuat 5 m dan setiap pocket diberi 3-4 biji kacangan MB.
b. Alternatif Dua :
Ø Campuran kacangan ditanam dalam larikan, yaitu 3 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak antar baris = 2,3 m) dan 3 baris larikan diantara 2 tanaman (jarak antar baris = 2,3 m) dengan posisi saling tegak lurus (sudut 90O).
Ø Penanaman kacangan di gawangan hidup maupun gawangan mati diperlakukan sama, dengan catatan pembuatan jalan pikul dilakukan setelah kacangan tumbuh merata menutupi areal, yaitu saat TBM-1.
c. Alternatif Tiga :
Ø Campuran kacangan (kecuali Mucuna bracteata) ditanam dalam larikan, yaitu 2 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak antar baris = 3,0 m) dan 1 baris larikan pada barisan tanaman (jarak dari titik tanam = 2,0 m).
Ø Kacangan Mucuna bracteta (MB) ditanam pada gawangan mati disisi jalur rumpukan kayu dengan cara pocket dan tugal. Jarak tanam antara kacangan dibuat 5 m dan setiap pocket diberi 3-4 biji kacangan MB.
d. Alternatif Empat :
Ø Campuran kacangan (PJ+CM) ditanam dalam larikan, yaitu 2 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak antar baris = 3,0 m) dan 1 baris larikan pada barisan tanaman (jarak dari titik tanam = 2,0 m).
Ø Penanaman kacangan di gawangan hidup maupun gawangan mati diperlakukan sama.
e. Alternatif Lima :
Ø Campuran kacangan (PJ+CM) ditanam dalam larikan, yaitu 2 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak antar baris = 2,8 m).
Ø Kacangan CC ditanam dalam larikan, yaitu 1 baris larikan diantara barisan tanaman (jarak = 3,95 m dari barisan tanaman) dan 2 baris larikan diantara 2 tanaman (jarak dari titik tanam = 3,5 m).
4.2. SISTEM TUGAL (POCKET CROPPING)
Pemakaian sistem tugal (pocket cropping) dilakukan apabila target waktu penanaman kacangan cukup pendek, tenaga kerja kurang dan menginginkan biaya penanaman yang lebih murah. Cara penanaman kacangan sama seperti sistem larikan hanya saja campuran kacangan ditanam pada lubang yang dibuat dengan tugal, yaitu :
a. Jarak antar lubang tugal dibuat per 2 m.
b. Ukuran lubang tugal : dalam = 5,0-7,0 cm dan diameter = 7,0 cm
c. Setelah campuran kacangan ditanam, lubang ditutup kembali dan agak dipadatkan.
.2. PEMUPUKAN KACANGAN
Agar kacangan dapat tumbuh subur sehingga dapat cepat menutup tanah secara keseluruhan maka kacangan perlu dilakukan pemupukan dengan dosis sebagai berikut :
Umur Kacangan Dosis (Kg per Ha)
Urea NPK-15 RP Kaptan
1 bulan sebelum tanam 400
2 minggu 25
4 minggu 25
6 bulan 60
12 bulan 60
2 tahun 100
tanaman lcc tersebut bisa bertahan hidup berapa tahun
BalasHapus