Selasa, 14 Januari 2014

LAPORAN
PRAKTEK LAPANG TERPADU ( FIELD TRIP )
MAHASISWA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI / ILMU TANAH

Nama
Prasetyo Siagian
Nim
D1A009112
Tanggal
17 – 25 September 2012
Tempat
1.      Yogyakarta
2.      Jawa Barat ( Bandung )
3.      DKI Jakarta
Pembimbing
1.      Ir. Y. Morsa Said R, MT
2.      Ir. Endriani, MP
3.      Ir. Zurhalena, MP
4.      Dedi Antoni, SP, M.Si












FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013

LEMBAR PENGESAHAN
Berdasarkan Hasil Evaluasi Pembimbing
Mahasiswa yang bersangkutan telah mengikuti kegiatan
Praktek Lapang Terpadu ( Field Trip )

SECARA BAIK DAN PARTISIPATIF
Jambi, 23 Oktober 2012
Pembimbing :
1.      Ir. Y. Morsa Said R, MT                     : ......................................................

2.      Ir. Endriani, MP                                  : ......................................................

3.      Ir. Zurhalena, MP                                : ......................................................

4.      Dedy Antony, SP, MSi                       : ......................................................



                                               Mengetahui,
Koordinator                                                                   Ketua Jurusan
Agroekoteknologi


  Ir. Y. Morsa Said R, MT                                         Dr. Ir. H. M. Syarif, MS
NIP. 196207011989021001                                     NIP. 195801011987031006




 BAB I PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Praktek lapang terpadu merupakan suatu kegiatan yang mewadahi mahasiswa dimana mahsiswa dituntut untuk terjun langsung ke dunia nyata dalam pengaplikasiian ilmu – ilmu yang ada dalam mata kuliah yang ada di kampus. Dan dengan penambahan ilmu – ilmu tersebut mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan setiap masalah yang ada dimasyarakat untuk mengatasi masalah – masala yang ada di masyarakat sebagai contoh untuk masyarakat lain nya dan pedomana di tempat lain. Dimana tempat yang akan dikunjungi adalah tempat – tempat yang sudah menerapkan ilmu dalam kuliah dan diharapakan sebagai tempat percontohan pada tempat lain. Melalui kegiatan ini mahasiswa akan mendapat gambaran ilmu apa yang dapat diterapkan untuk kondisi lapang sebenarnya.
Diharapkan pula dari PLT ini dapat mengasah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis kondisi yang sebenarnya, dan meningkatkan kompetensi mahasiswa.  Sehingga kegiatan ini sangat bermanfaat sebab selain menambah wawasan kegiatan ini juga akan menjadi pengalaman yang sangat berharga, dapat menambah kekompakan dan rasa kekeluargaan sehingga menguatkan rasa persaudaraan antar sesama.

1.2.       Tujuan

Adapun tujuan dari Praktek Lapang Terpadu mahasiswa Agroekoteknologi ini ialah :
1.      Menambah wawasan mahasiswa dengan cara melihat langsung bentang alam yang ada
2.      Meningkatkan pemahaman terhadap mata kuliah yang telah diikuti dengan membandingkan kenyataan yang ada dengan teori yang didapat selama kuliah, khususnya Ilm Tanah.
3.      Meningkat rasa persaudaraan dan saling kerjasama antar mahasiswa dan dosen dengan mahasiswa.




BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK LAPANG TERPADU ( PLT )

2.1. Waktu Dan Tempat PLT
No
Hari/Tanggal
Waktu
Kegiatan
Tempat
1.
Senin
17 Sept.2012
08.00 WIB
Persiapan Peserta
Unja
Telanai
2.
Selasa
18 Sept. 2012
09.00-12.30 WIB
PUSLITAN
Bogor
13.30-17.00 WIB
Mekar Sari
Bogor


3.


Rabu
19 Sept.2012
06.00 WIB
Tiba di Yogya
RM/Masjid
08.00-11.30 WIB
Salak Pondo
Yogya
13.00-16.00 WIB
G. Merapi
Yogya
18.30-21.00 WIB
Batik Solo dan Makan Malam
Solo
22.00 WIB
Kembali ke Penginapan (Istirahat)
Klaten


4.


Kamis
20 Sept 2012
07.00-08.00 WIB
Persiapan
Penginapan
09.30 WIB-12.00 WIB
Pantai Samas
Bantul
13.00-16.30 WIB
Pantai Depok
Yogya
18.00-21.00 WIB
Mallioboro
Yogya
22.00 WIB
Kembali Ke Penginapan
Bis


5.


Jum’at
21 Sept. 2012
06.30-09.00 WIB
Persiapan dan chek out
Penginapan
11.00-14.00 WIB
Candi Borobudur
Magelang
16.00 WIB
Persiapan ke Bandung
Bis
17.00 WIB
Perjalanan Ke Bandung
Bis


6.


Sabtu
22 Sept.2012
06.00 WIB
Tiba di Bandung
Bandung
06.30 WIB
Persiapan
RM/Masjid
08.00-10.30 WIB
Museum Geologi
Bandung
11.00-17.00 WIB
Tangkuban perahu
Bandung
18.00-19.00 WIB
Perjalanan ke Penginapan
Bis
20.00 WIB
Chek In ( Acara Bebas )
Penginapan

7.

Minggu
23 Sept.2012
07.00 WIB
Persiapan
Penginapan
08.00-14.00 WIB
Pasar Baru
Bandung
16.00 WIB
Kembali ke Penginapan.
Penginapan

8.

Senin
24 Sept.2012
07.00-09.00 WIB
Persiapan dan Chek-Out
Penginapan
10.00 WIB
Ancol
Bandung/Jakarta
17.00 WIB
Perjalanan Menuju Jambi
Bis
9.
Selasa
25 Sept.2012
17.00 WIB
Tiba di Jambi
Kampus
Unja Telanai




































2.2. Materi Lapangan
No
Objek PLT
Relevansi Mata Kuliah
1
Kawasan Agrowisata Salak Pondoh
Dasar-dasar Agronomi, Pertanian Ramah Lingkungan.
2
Kawasan Gunung Merapi
Analisis Landscape ,
3
Kawasan Pertanian Organik Lahan Pasir
Dasar-dasar Agronomi, Pertanian Ramah Lingkungan, Morfologi dan Klasifikasi Tanah, Analisis Landscape
4
Kawasan Pantai Parangtritis
Analisis landscape, Dasar Ilmu Tanah
6
Kawasan Gunung Tangkuban Perahu
 Analisis landscape, Dasar Ilmu Tanah, Sisdal

2.3. Materi Non Lapangan
No
Objek PLT
Relevansi Mata Kuliah
1
Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian
Ilmu Tanah Secara Konferenshif
2
Museum Geologi
Dasar Ilmu Tanah, Analisis Landscape.

2.4. Materi Wisata
No
Objek PLT
Relevansi Mata Kuliah
1
Pantai Parangtritis
Morfologi dan Klasifikasi Tanah, Analisis Landscape dan perencanaan pengembangan wilayah.
2
Candi Borobudur
Agrogeologi, Analisis Landskap
3
Taman Impian Jaya Ancol








BAB III
DESKRIPSI OBJEK PLT

A.    Materi Lapang
3.1.      Kawasan Gunung Merapi
1. Lokasi Objek Praktek Lapang Terpadu secara Administratif dan Geografis
Gunung Merapi secara geografis berada pada posisi 7,542oLS dan 110,442oBT dengan tinggi puncaknya mencapai 2797 meter dari permukaan laut. Secara geografis, G. Merapi berlokasi adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, Magelang, Klaten.

1.      Geomorfologi dan Analisis Landscape
WilayahGunung Merapi berada pada ketinggian antara 600 - 2.968 m dpl. Topografi kawasan mulai dari landai hingga berbukit dan bergunung-gunung. Di sebelah utara terdapat dataran tinggi yang menyempit di antara dua buah gunung, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di sekitar Kecamatan Selo, Boyolali.
Di bagian selatan, lereng Merapi terus turun dan melandai hingga ke pantai selatan di tepi Samudera Hindia, melintasi wilayah kota Yogyakarta. Pada sebelum kaki gunung, terdapat dua bukit yaitu Bukit Turgo dan Bukit Plawangan yang merupakan bagian kawasan wisata Kaliurang.

2.      Agrogeologi
3.      Kesuburan Tanah
Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama berada di wilayah Yogyakarta. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang berkembang pada fisiografi lerenggunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Selo dan Cepogo, Boyolali.

4.      Pengelolaan Tanah ( Land Management)
Untuk melihat pengelolaan tanah tidak diketahui secara pasti dan jelas sebab pada waktu kunjungan sebagian besar lahan tertutup oleh abu akibat letusan gunung merapi yang terjadi pada tahun 2011. Pada  saat itu kegiatan pertanian disekitar gunung merapi belum dilakukan kembali, karena tanah yang tertutup abu belum bisa ditanami kembali. 

5.      Penggunaan lahan dan kesesuaian untuk Pertanian dan Non Pertanian
Lahan tersebut cocok digunakan untuk budidaya pertanian, khususnya komoditas hortikultura. Karena pada tanah tersebut relative subur. Namun pada saat itu kondisi disekitar gunung  tidak tampak adanya kegiatan pertanian hal ini disebabkan karena tanah telah tertutup oleh abu letusan gunung Merapi. Untuk memulai kegiatan pertanian lagi diperkirakan membutuhkan waktu yang lama. Karena proses pembentukan tanah dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah juga membutuhkan waktu yang lama pula.
Sedangkan untuk kegiatan non pertanian daerah disekitar kawasan gunung merapi mempunyai potensi sebagai kawasan wisata yang dapat mendukung perekonomian daerah tersebut. tidak hanya itu, kawasan tersebut juga cocok dikembangkan sebagai daerah peternakan.

3.2.         Kawasan Parang Teritis
1.      Lokasi Objek PLT (administratif dan Geografis )
Berdasarkan letak astronomis, pantai parang tritis berada antara 080 00’ 37’’ – 080 01’42’’LS dan antar 110016’4’’ – 110019’29’’ BT. Berdasarkan letak administrasi, pantai parangtritis termasuk diwilayah kecamatan Kretek Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan letak geologis daerah pantai parangtritis terletak pada Provinsi geologi Jawa Tengah zone pegunungan sewu dan zone dataran alluvial pantai (Van Bemelen, 1949).

2.       Geomorfologi dan Analisis Landscape
      Daerah kawasan pantai parangtritis memiliki bentang lahan dataran alluvial, karst, dan dataran pantai dengan bukit pasir. Bentuk lahan ini terbentuk karena dua factor utama yaitu adanya kekuatan tiupanangain dan adanya material pasir. Pasir yang berasal dari daratan (vulkan merapi) yangdihapuskan kembali oleh angina secara selektif, akhirnya diendapkan menjadi bermacam-macam bentuk bukit pasir (sand dunes).

3.Agrogeologi
4. Kesuburan Tanah
Untuk melihat tingkat kesuburan tanah tidak dapat diketahui secara pasti karena tidak terlihat adanya kegiatan budidaya pertanian yang dapat dijadikan sebagai barometer sementara tingkat kesuburan tanah.Hal ini disebabkan karena merupakan daerah pinggir pantai yang cenderung berpasir dan kandungan air pantai yang asin, kemungkinan hanya tanaman Nipah, Bakau, dan Kelapa yang dapat hidup karena karekteristik tanaman tersebut yang toleran terhadap air yang asin.


5.      Pengelolaan Tanah
Tindakan pengelolaan tanah untuk kegiatan pertanian di pantai parangtritis ini tidak dilakukan, sebab daerah ini tidak cocok untuk dijadikan sebagai kawasan areal pertanian, sehingga tanah dibiarkan seperti aslinya dengan kandungan pasir yang banyak.Namun tindakan konservasi pantai tetap dijaga guna menghindari terjadinya abrasi pantai.

6.      Penggunaan lahan dan Kesesuaian untuk pertanian dan non pertanian
Dilihat secara morfologi tanah, daerah parangtritis khususnya disekitar pantai tidak cocok dijadikan sebagai lahan pertanian, karena banyak ditemukan berbagai factor pembatas,diantaranya seperti sifat fisik dan kimia tanah.
Untuk kegiatan non pertanian daerah ini cocok dijadikan sebagi daerah kawasan wisata baik domestic maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan memiliki nilai history tersendiri disisi lain juga dapat menyuguhkan pemandangan yang indah sehingga wisatawan dapat menikmati matahari terbenam.

3.3.      Agrowisata Salak Pondoh
1.      Lokasi objek PLT (administrative dan geografis)
Daerah yang dikunjungi yaitu daerah kebun salak pondoh. Kebun yang didatangi merupakan kebun salak pondok kelompok tani “Salak Pondoh si cantik “yang terletak didaerah (Lendok Nangka, Bangun Kerto Turi, Sleman Yogyakarta). Kabupaten Sleman, adalah sebuah kabupaten di ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukota kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh.  Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo), Kali Code, dan Kali Tapus.

2.      Geomorfologi dan Analisis Landscape
Secara geomorfologi lokasi wisata salak pondoh Sleman merupakan daerah mulai landai hingga lahan yang memiliki kelerengan sangat curam dengan ketinggian 100 – 1.500 m dpl. Daerah ini relative subur, tampak pada pertumbuhan tanaman salak pondoh yang dibudidayakan. Sementara bentuk lahan pada daerah salak pondoh Sleman terlihat seperti dataran, yang teletak dikaki bukit.
3.      Agrogeologi

4.      Kesuburan Tanah
Lokasi wisata salak pondoh memiliki jenis tanah yang subur dicirikan dengan warna tanah yang berwarna hitam, dan gembur hal ini menandakan bahwa banyak terkandung bahan organic. Kemungkinan lokasi tersebut mempunyai jenis tanah andosol.  Selain itu menurut info yang diterima dari petani bahwa tanah ini juga sering diberi bahan organic yaitu pupuk kandang. Sehingga dapat menambah unsure hara yang terkandung didalam tanah.
5.      Pengelolaan  Tanah (land Management)
Untuk pengolahan tanah pada lokasi tersebut petani membuat parit-parit saluran untuk mengalirkan air ke seluruh petakan tanaman salak. Parit ini dibuat untuk memudahkan petani dalam melakukan penyiraman saat musim kemarau, sehingga kebutuhan akan air saat musim kemarau tetap terpenuhi, dan menghindarkan tanaman dari kekeringan.
6.      Penggunaan lahan dan Kesesuaian untuk pertanian dan non pertanian
Lahan tersebut sebagian besar digunakan untuk budidaya tanaman salak Pondoh. Jika dilihat secara kasat mata lahan tersebut memilki kesesuaian S1,  khususnya kesesuaian pertanian  untuk komoditas salak Pondoh. Sementara untuk kesesuaian lahan non pertanian dapat dijadikan sentra pusat oleh-oleh salak pondoh, dan cocok untuk lokasi peternakan.
3.   4. Kawasan Tangkuban Perahu
1.      Lokasi objek PLT (administrative dan geografis)
Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsiJawa Barat, Indonesia.sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya.
Secara administrasikawasan ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang dan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Sedangkan secara geografis terletak antara 6°44’’ LS dan 107°37’ BT. Secara umum topografi kawasan ini bergelombang dengan lereng yang terjal 30% - 50%. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian  2.084 meter atau (6.837 kaki).

2.      Geomorfologi dan Analisis Landscape
Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfurbelerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17 oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
3.                  Kesuburan Tanah
Gunung Tangkuban Perahu mengandung bahan mineral dengan batuan serta bahan belerang aktif, sehingga mengeluarkan bau yang khas.Untuk jenis batuan dan bahan mineral ini maka dapat disimpulkan jika tanah di gunung tangkuban perahu memiliki tingkat kesuburan tanah yang relative rendah. Namun disekitar gunung ini memiliki tanah yang cukup subur , dengan daerah resapan air yang relative tinggi.
4.    Pengelolaan  Tanah (land Management)
Pengolahan tanah tidak dilakukan tepat dikawasan wisata tangkuban perahu, selain karena tidak adanya kegiatan pertanian hal ini juga disebabkan oleh kawasan ini cukup berbahaya dengan batuan mineral dan bahan belerang aktif.Namun untuk dikawasan pemukiman waga, disekitar gunung tangkuban perahu terlihat adanya pengolahan tanah.dengan bentuk lahan yang berbukit dan suhu yang relative rendah warga tetap memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian seperti menanam teh dan stawbery, juga terlihat adanya intercropping untuk mengurangi erosi maupun run off.
5.      Penggunaan lahan dan Kesesuaian untuk pertanian dan non pertanian
Kawasan pariwisata tepat di gunung tangkuban perhu tidak dimanfaatkan dalam pengolahan maupun penggunaan lahan untuk pertanian, karena memiliki kesesuaian lahan yang tidak sesuai untuk kegiatan pertanian dengan berbagai factor pembatas, baik fisik maupun kimia. Namun untuk kegiatan pertanian yang berada disekitar gunung tangkuban perahu  maka cocok untuk tanaman teh dan stawbery, maupun kentang.
Sementara untuk kegiatan non pertanian dijadikan sebagai kawasan wisata, baik wisata alam maupun wisata agrowisata, pusat dagangan belerang aktif yang dapat bermanfaat dalam mengobati berbagai penyakit kulit.

3.5              Kawasan Pantai Samas
1.         Lokasi Objek PLT (administrative dan geografis)
Pantai Samas terletak di sebelah barat pantai Parangtritis, tepatnya di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul Jogyakarta. Secara geografis koordinat pantai samas terletak antara 8°0'14"LS  dan 110°15'56"LT.
Pantai Samas terkenal dengan keindahan pantainya yang disertai dengan angin kencang, ombak laut yang besar, delta-delta sungai dan danau air tawar yang membentuk telaga yang digunakan untuk pengembangan ikan dan udang galah. Namun perlu diperhatikan bentukan bibir pantai yang agak curam sehingga tidak disarankan untuk  mandi di pantai Samas karena cukup bahaya.
2.         Geomorfologi dan Analisis Landscape
Sepintas kawasan pantai samas terutama lahannya mangandung pasir yang lebih banyak daripada bahan mineral lainnya. Karena merupakan daerah dekat pantai bisa diperkirakan bahwa daerah ini memiliki system marin, yaitu daerah pembentukan lahan yang dipengaruhi oleh air laut.
3.         Agrogeologi
4.         Kesuburan Tanah
Kawasan pantai samas ini mengandung pasir yang sangat dominan, sehingga kandungan unsure hara dan tingkat kesuburan tanah akan relative rendah. Hal ini disebabkan karena karakteristik pasir yang poros.Diperkirakan jenis tanah ini merupakan Erenic Glosarenik.

5.         Pengelolaan  Tanah (land Management)
Dengan kandungan pasir yang dominan maka untuk tindakan pengolahan tanah, dalam kegiatan pertanian perlu dilakukan usaha yang lebih.Seperti menambah bahan mineral lainnya seperti liat dan debu.Sebab fraksi debu, liat dan pasir merukan komposisi partikel penyusun tanah.bila telah dilakukan penambahan bahan mineral lainnya, maka diberi pupuk kandang untuk menambah unsure hara. 

6.         Penggunaan lahan dan Kesesuaian untuk pertanian dan non pertanian
Secara fisik kawasan pantai samas tidak cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian sebab kandungan pasir yang lebih dominan, namun dengan usaha yang lebih lahan ini dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.petani di pantai samas telah menerapkan pertanian yang berwawasan lingkungan, yaitu pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Petani di daerah ini telah membantu proses terbentuknya tanah. sehingga petani dapat menanam tanaman hortikultura meskipun berada di sekitar pantai. untuk lahan yang belum dimanfaatkan dengan kandungan pasir yang banyak maka dapat dimanfaatkan untuk pertanian hidroponik.
Sedangkan untuk kegiatan non pertanian daerah ini cocok untuk dijadikan sebagai kawasan agrowisata, sebab selain berwisata pengunjung akan mendapatkan edukasi tentang pertanian. tidk hanya itu daerah ini juga merupakan daerah penangkaran penyu. 




B.     Materi Non Lapang
3.6     Museum Geologi
1.      Lokasi Objek PLT (administrative dan geografis)
Secara administrative museum geologi Bandung berada di Jalan Dipenogoro no 57, Bandung.Secara Geografis berada pada koordinat 06º54'03,3" LS dan 107º37'16,9" BT.
2.      Informasi yang Diperoleh dari museum tersebut yaitu:
·         Aktivitas geologi zaman purba
·         Proses pembentukan permukaan bumi
·         Proses kegiatan geologi oleh manusia
·         Pemanfaatan geologi bagi kehidupan manusia
·         Kerusakan geologi oleh manusia
·         Alat-alat geologi yang digunakan manusia

3.7  Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian

1.      Lokasi Objek PLT (administrative dan Geografis)
BBSDLP Bogor terletak di Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 12 Cimanggu – Bogor Jawa Barat. Dan memiliki koordinat 6°34'36"S   - 106°47'21"E
2.      Informasi yang Diperoleh dari BBSDLP tersebut yaitu:
BBSDLP mengatur beberapa balai-balai seperti Balai Lahan Rawa, Balai Lingkungan, Balai Tanah, Balai Hidrologi. BBSDLP juga menjelaskan tentang Klasifikasi Tanah di Indonesia. Jadi tanah tersebut di klasifikasikan oleh penelitian morfologi dan klasifikasi tanah. Klasifikasi dilakukan untuk optimalisasi penggunaan tanah, untuk mengetahui potensi suatu tanah pada suatu daerah dan untuk meningkatkan tingkat produksi suatu tanaman. Klasifikasi tanah juga bisa dilakukan untuk transfer teknologi dan informasi, jadi tanah dari suatu daerah 1 sama sifat fisik dan kimianya dengan daerah 2. Klasifikasi digunakan untuk mengelompokan tanah berdasarkan sifat pencirinya. Untuk mengetahui jenis tanah di Indonesia maka dilakukanlah klasifikasi. Jadi setiap negara akan mengirim klasifikasi tanahnya jadi bisa terjadi transfer teknologi antar suatu negara. Klasifikasi Tanahadalah Usaha membeda-bedakan ataupun mengelompokkan tanah berdasarkan sifat pencirinya.TujuanKlasifikasi Tanah untuk mengetahui sifat dan ciri tanah pada masing-masing kelompok tanah (kelas tanah) sehingga memudahkan pengguna tanah untuk mengelola tanah tersebut agar dapat berproduksi secara optimal
C.       Materi Wisata
3.7     Situs candi Borobudur
1.         Lokasi Objek PLT (administrative dan Geografis)
Secara administrative candi Borobudur terletak di  DesaBorobudur, Kec. Borobudur, Kab. Magelang Jawa Tengah.
2.         Kesan Setelah Mengunjungi objek wisata tersebut
Tentunya sangat terkesan, sangat bersyukur bisa melihat candi Borobudur untuk pertamakalinya yang pernah masuk dan menjadi 7 keajaiban di dunia.Dengan susunan batu yang penuh ukiran, menjadi bukti dari mahakarya leluhur yang pernah ada.Tidak hanya itu dalam kegiatan ini merupakan kesempatan untuk mengasah kemampuan bahasa inggris untuk berinteraksi dengan turis walau hanya sekedar meminta untuk berfoto bersama.

3.8 Taman Impian Jaya Ancol
1.         Dimana Lokasi Objek Wisata (administratif dan Geografis )
Taman Impian Jaya Ancol terletak di Jl. Pasir Putih Raya Blok E 5 Jakarta 14430 Jakarta Utara.
2.     Bagaimana kesan saudara setelah mengunjungi objek wisata tersebut:
   -   Objek wisata ini merupakan daerah marin yang dijadikan objek wisata laut diamana tempat ini memiliki panorama alam yang indah. Daerah ini mempunyai lingkungan yang terjaga dan bersih tempat ini merupakan daerah yang cocok sekali digunakan sebagai tempat refreshing dan mengajarkan keindahan laut buatan Tuhan.







BAB IV. PENUTUP

4.1   Kesan-kesan
Kegiatan ini memberikan banyak pengetahuan kepada saya dan para mahasiswa lain dimana kita dapat terjun langsung ke daerah yang menjadi keunggulan di suatu tempat sebagi pertanian yang diunggulkan. Dengan PLT ini juga mahasiswa bisa saling menjaga keakraban dan mengetahui tempat yang belum pernah dikunjungi dan sebagai rekreasi.