Sabtu, 22 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI TANAH DAN AIR “TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) “

LAPORAN PRAKTIKUM
KONSERVASI TANAH DAN AIR
“TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.)

 









KELOMPOK V :
                   PRASETYO SIAGIAN                   D1A009112
                  


FAKULTAS PERTANIAN
 UNIVERSITAS JAMBI
2012





BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
·         Kalori : 355 Kalori
·         Protein : 9,2 gr
·         Lemak : 3,9 gr
·         Karbohidrat : 73,7 gr
·         Kalsium : 10 mg
·         Fosfor : 256 mg
·         Ferrum : 2,4 mg
·         Vitamin A : 510 SI
·         Vitamin B1 : 0,38 mg
·         Air : 12 gr
·         Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.


Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

Produksi jagung dan perdagangan dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia yaitu Jawa Timur 5 jt ton; Jawa Tengah 3,3 jt ton; Lampung 2 jt ton; Sulawesi Selata 1,3 jt ton; Sumatera Utara 1,2 jt ton; Jawa Barat 700 – 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun.
Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT.












1.2. TUJUAN PENELITIAN
 Untuk mengetahui pengaruh berbagai teknik pengolahan tanah dan perbedaan banyaknya mulsa pada setiap petakan terhadap hasil tanaman jagung .

1.3.HIPOTESIS
Bahwa teknik pengolahan tanah dan banayak nya mulsa pada setiap petakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1  Tanaman jagung
 


Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Commelinidae
                         Ordo: Poales
                             Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
                                 Genus: Zea
                                     Spesies: Zea mays L.

Jagung manis (sweet corn) merupakan komoditas palawija dan termasuk  dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea  dan spesies  Zea  mays saccharata. Jagung manis memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati sedikit, pada waktu masak biji berkerut (Koswara  , 2009). Produk utama jagung manis adalah buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio.
Tanaman jagung manis umumnya ditaman untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari setelah tanam atau pada saat masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan proses  perubahan gula menjadi pati sehingga  biji jagung manis yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dan kadar pati lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh gen sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat pembentukan gula menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung menjadi 4  –  8 kali lebih manis dibandingkan dengan tanaman jagung biasa.kadar gula yang tinggi menyebabkan biji menjadi berkeriput (Rifianto, 2010).
Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang beruas-ruas, ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).

            Pengolahan tanah
Sebagai tempat pertumbuhan tanaman, maka tidak mengherankan jika perhatian manusia terhadap tanah mula-mula selalu dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Menurut Hardjowigeno (1993), tanah merupakan kumpulan benda alam di permukaan bumi yang mengalami modifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi yang mengandung gejala-gejala kehidupan, dan mampu menopang pertumbuhan tanaman yang didalamnya meliputi horizon-horizon tanah yang terletak diatas bahan batuan.
Kondisi tanah pada suatu lahan memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Tingkat kesuburan tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah.  Faktor-faktor pembentukan tanah, diantaranya yaitu (Hardjowigeno, 1993):
1.Iklim, yang menentukan reaksi-reaksi kimia dan sifat fisis didalam tanah. Iklim memiliki hubungan dengan kandungan bahan organik.
2.Jasad hidup, yang memegang peranan besar dalam pembentukan tanah yaitu vegetasi bahwa kondisi lingkungan yang berbeda. Jenis vegetasi mempengaruhi pula jumlah unsur hara.
3.Bahan induk, dimana perkembangan suatu tanah akan tergantung pula pada jenis bahan induk yang mementukan sifat-sifat fisis dan kimia dari tanah yang dihasilkan.
4.Topografi, yang mempengaruhi perkembangan pembentukan profil tanah yaitu jumlah curah terabsorbsi dan penyimpanannya didalam tanah, tingkat perpindahan tanah oleh erosi dan arah gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari suatu tempat ketempat lain.
Waktu, jika waktu telah cukup maka tanah yang matang dapat memiliki differensiasi profil yang mantap. Lama waktu yang dibutuhkan tanah untuk pembentukan horizon-horizon tergantung pada faktor-faktor lain yang berhubungan seperti iklim, sifat bahan induk, binatang-binatang dalam tanah dan topografi.
Selain dari pada factor diatas, beberapa tindakan manusia juga ditujukan untuk menjadikan kondisi tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sehingga pada dasarnya kegiatan  Tujuan pengolahan tanah yaitu untuk menyiapkan tempat pesemaian  (seed bed), memberantas gulma, memperbaiki kondisi tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi air dan peredaran atau aerasi dan atau menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan. Pengolahan tanah juga ditujukan
secara khusus seperti pengendalian hama, menghilangkan sisa-sisa tanaman yang mengganggu permukaan tanah, pengendalian erosi dan penyampuran pupuk, kapur dan pestisida dalam tanah
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu (Aak, 1983):
1.  No tillage (tanpa olah tanah),
2. Minimum tillage (pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang akan ditanami), dan
3.  Maksimum tillage (pengolahan intensif, pada seluruh lahan yang akan ditanami).



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat
       Praktikum Konservasi Tanah dan Air ini dilaksanakan dilahan kebun percobaan ,Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Pada tanggal maret 20012 – juni 2012 .

3.2. Bahan dan alat
       Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung , pupuk NPK ,pupuk  KCl ,pupuk Urea ,  pupuk kandang ayam  dan mulsa .
       Alat – alat yang digunakan adalah cangkul,meteran, spidol,pisau cutter,tali plastic, karung goni, timbangan . ring tanah .

3.3. Rancangan penelitian
       Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak berkelompok

3.4. Pelaksanaan penelitian
3.4.1. Pengolahan tanah
       Pengolahan tanah pada lahan pertama - tama adalah dengan cara pembersihan atau pembabatan gulma yang dapat mengganggu penyerapan unsur – unsur hara di dalam tanah sehingga tidak terjadi persaingan dan kemudian melakukan penggemburan dengan cara dicangkul dan dinaikkan tanah nya .penaikkan tanah dilakukan agar tanah lebih gembur .dan dibuat batas - batas atau petak tanaman. Luas petak adalah 300 cm x 300 cm dan batas antar petak adalah 50 cm . Pada lahan tanpa olah tanah tidak perlu dilakukan pencangkulan cukup dengan pembersihan gulma sedangkan pada pengolahan tanah intensive dilakukan pencangkulan sebanyak 2 kali dan tanah harus digemburkan .

3.4.2. penanaman tanaman jagung
       Pembuatan lubang tanam jagung yang digunakan adalah suatu alat yang disebut tugal atau alu. Tugal atau alu ini terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya dibuat runcing. Tugal bermata tunggal.
       Cara menggunakan alat tersebut adalah menancapkan ujung nya kedalam tanah sesui dengan jarak tanam yaitu 75 cm x 25 cm. Adapun kedalaman penugalan tersebut sangat tergantung pada kelengasan tanahnya yaitu sekitar 2,5 cm -  5 cm. Setelah lubang tanam terbentuk , benih yang telah dipersiapkan sebelumnya dimasukkan kedalam lubang sesuai dengan jumlah lubangnya. Pada petak diberi 2 benih jagung pada lubang tanam. Selanjutnya, lubang yang telah ada benihnya ditutup dengan sedikit tanah yang gembur.




3.4.3.Penyulaman
       Satu minggu setelah tanam ,ada tanaman jagung yang tidak tumbuh atau mati maka dilakukanlah penyulaman. Penyulaman menggunakan benih dari jenis yang sama. Yang ada pada lubang tanaman yang tanaman nya berlebih. Dan dipindahkan pada lubang yang tanaman mati atau tidak tumbuh. Jagung yang tidak tumbuh atau mati bisanya , selain karena adanya serangan hama dan penyakit ,bias juga karena kelengasan tanahnya yang rendah (kekeringan).

3.4.4.Penyiangan
       Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan / menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma)yang dapat merugikan pertumbuhan tanaman jagung. Dan juga pengurangan jumlah tanaman pada tiap lubang karena tiap lubang segaja benih ditaruh berlebih satu karena mengantisipasi tanaman yang tidak tumbuh. Sehingga setiap lubang pada petak  terdapat 2 tanaman . penyiangan pertam kali dilakukan pada waktu tanaman jagung berumur kira – kira 14 hari setelah tanam. Dan untuk penyiangan gulma berikutnya dilakukan pada saat ada anggota kelompok berada pada pembagian waktu penyiraman.

3.4.5.Penyiraman
       Penyiraman dilakukan dilakukan mulai dari tanaman jagung tumbuh dan disiram tiap hari pada sore hari sekitar pada pukul 15.00 – 18.00. dan banyaknya air yang disiram tergantung pada orang yang piket pada hari itu berbeda – beda .






3.4.6    Pemupukan

                        Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan pada saat jagung di tanam. Dosis pupuk saat pemupukan pertama adalah Urea 83 kg/ ha atau 50 gr/petak, Sp36 150 kg/ ha atu 90 gr/petak dan KCl 75 kg/ ha atau 45 gr/petak. Pemupukan yang kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam, pupuk yang di berikan adalah pupuk Urea dengan dosis 167 kg/ha atau 100 gr/petak. Pupuk diberikan dengan cara larikan pada tiap-tiap baris tanaman. Untuk Urea pada pemupukan pertama tiap barisan di berikan 12,5 gr/ baris. Tsp di berikan 22,5 gr/ baris dan KCl diberikan 11,25 gr/baris. Pada pemupukan yang kedua pupuk urea yang di berikan 25 gr/ baris.


3.5.Variabel
3.5.1. Tinggi tanaman
       Pengukuran tinggi tanaman jagung merupakan pengukuran terhadap prosespertumbuhan atau proses vegetative. Pengukuran ini dilakukan pada minggu ke 2 setelah penanaman hingga batas akhir proses vegetative yakni ditandai dengan munculnya malay , malay menandakan bahwa tanaman jagung telah mengalami proses generative. Teknis pengukuran tinggi tanaman jagung yakni dari pagkal batang sampai titik akhir tumbuh yakni pada daun terpanjang.

3.5.4.berat tongkol
       Berat tongkol diperoleh dari tanaman jagung sample yang sudah dipilih.

3.5.5.Analisis data.
       Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap variable yang diamati maka data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis secara statistic menggunakan analisi ragam atau perbandingan untuk semua pengukuran.






IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Pengukuran tinggi tanaman
4.2.PEMBAHASAN
Dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu: fase vegetatif dan fase generatif. Fase vegetatif  dimulai dari fase kecambah dilanjutkan denagn fase vegetatif,akar batang daun yang cepat pada akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamai fase generatif,dalam fase vegatatif ini tanaman jagung membutuhkan banyak air. Fase generatif dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan  yang mencakup pristiwa penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada tanaman jagung biasannya di bantu dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan pada tangkai. Letak bunga jantan dan bunga betina tidak berada di satu tempat,bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga betina berada dipertengahan batang atau tongkol.  
Variabel yang di amati
1.Tinggi tanaman
Perlakuan dalam pemberian jumlah bibit yang berbeda per lubang tanam pada praktikum ini, menyebabkan terjadinnya perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada tanaman jagung petak pertama  yang berisi satu tanaman perlubang dan petak kedua yang berisi duas tanaman per lubang. Tanaman jagung pada petak pertama tumbuh lebih tinggi dan subur dibandingkan dengan tanaman jagung pada petak kedua, itu terjadi karena pada petakan kedua terjadi persaingan dalam memenuhi kebutuhan akan unsur hara, air, cahaya, dan unsur hara lainnya.
Tanaman cendrung lebih tinggi pada petakan pertama karena persingan yang terjadi tidak bagitu besar,namun ada juga tanaman pada petak kedua yang lebih subur dibanding dengan tanman pada petak pertama. Ini terjadi karena faktor –faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung seperti ketidakrataan dalam pemberian pupuk, ataupun kandungan unsurhara yang berbeda. Karena setiap jengkal tanah memiliki kandungan unsur hara yang berbeda. Pada  tabel terlihat bahwa tanaman sampel ke 8 pada petakan pertama,tumbuh lebih subur dengan tinggi 190 cm dan pada petakan kedua tanaman tumbuh lebih kecil dari yang lain dengan tinggi 150,5 cm.  Pengukuran tinggi pada variabel ini, diakhiri saat tanaman jagung sudah 75 % tumbuh malai,dan pada saat itu pula pertumbuhan vegetatif pada tanaman jagung berakhir.

















LAMPIRAN

1.Deskripsi tanaman jagung
       Asal                                                : hasil persilangan TC x 1 Early DMR(S) C2 Introduksi    
                                                    dari Thailand.
Golongan                                  : bersari bebas
Daun                                         : panjang dan lebar
Warna daun                               : hijau tua
Batang                                       : tinggi sedang (medium) dan tegap.
Umur 50% keluar rambut          : kurang lebih 55 hari
Tongkol                                     : cukup besar dan silendris
Kedudukan tongkol                  : di tengah batang
Kulit tongkol                             : tidak semua tongkol tertutup dengan baik
Biji                                            : mutiara(flint)
Warna biji                                  : kuning kadang-kadang terdapat 2-3 biji  berwana putih    
                                                    pada satu tongkol.
Baris biji                                   : lurus dan rapat
Jumlah biji pertongkol               : umurnya 12-13 baris
Bobot 1000 baris                      : lebih kurang 272 gr
Daya hasil                                : 5-6 ton.ha-1 pipilan kering
Umur panen                             : 85-90 hari
Kerebahan                                : cukup tahan
Ketahanan terhadap penyakit      : cukup tahan,terhadap bulai (sclerospora maydis), karat dan bercak daun.
Keterangan                               : baik untuk dataran rendah.



2.petakan tanaman jagung