Selasa, 13 Desember 2011

laporab Pengamatan Profil Tanah

I. JUDUL

Pengamatan Profil Tanah

II. TUJUAN

- Mengetahui warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku munsell soil color chart.
- Menetapkan tekstur dan struktur dari beberapa jenis tanah.
- Menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaaan basah, lembab, dan kering.
- Pengenalan profil dari beberapa jenis tanah.




III. TEMPAT DAN WAKTU

Hari : Jumat
Tanggal : 08 Oktober 2010
Waktu : 08.00-09.40 WIB
Tempat : Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian.


IV. ALAT DAN BAHAN

Alat : - Cangkul
- Pisau profil
- Buku
- Meteran
- Buku Munsell Soil Color Chart
- Buku pedoman pengamatan tanah di lapang

Bahan :

- Tanah



V. PRINSIP TEORI

Lapisan-lapisan tanah yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Disuatu tempat ditemukan lapisan berseling-seling dengan lapisan liat, lempung atau debu, sedang ditempat lain ditemukan tanah yang semuanya terdiri dari liat, tetapi dilapisan bawah berwarna kelabu dengan bercak-bercak merah, dibagian tangah berwarna merah, dan lapisan atasnya berwarna kehitam-hitaman.
Lapisan tersebut terbentuk karena dua hal, yaitu :
1. Pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.
2. Proses pembentukan tanah.
Horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah yang terbentuk karena hasil dari proses pembentukan tanah. Proses pembentukan horison-horison tersebut akan menghasilkan benda alam baru yang disebut tanah. Penampang vertikal tanah tersebut akan menunjukan susunan horison yanag disebut profil tanah.
Profil dari tanah mineral yang telah berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison sebagai berikut: O – A – E – B – C – R
Keterangan:
1. Horison O adalah horison yang terdiri dari bahan serasah atau sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil dekomposisi serasah (Oa). Horison ini ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang masih utuh. Merupakan horison organik yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral.
2. Horison A adalah horison mineral berbahan organik tanah (BOT) tinggi sehingga berwarna agak gelap. A2 – Horison dimana terdapat pencucian (eluviasi) maksimum terhadap liat, Fe, A dan bahan organik. A3 – Horison peralihan ke B, lebih menyerupai A
Horison dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik dan bahan mineral. Merupakan horison eluvasi, yaitu horison yang mengalami pencucian.
3. Horison E adalah horison mineral yang telah tereloviasi (tercuci) sehingga kadar BOT, liat silikat, Fe dan Al rendahtetapi kadar pasir & debu kuarsa (seskuoksida) dan mineral resisten lainnya tinggi serta berwarna terang.
4. Horison B adalah horison illuviasi yaitu horison akumulasi bahan eluvial dari horison diatasnya.
5. Horison C adalah lapisan yang bahan penyusunnya masih sama dengan bahan induk atau belum terjadi perubahan secara kimiawi.
6.Horizon R adalah bahan induk tanah.
Ada tiga istilah yang sering diutarakan dalam ilmu tanah, yaitu:
1. Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O – A – E – B.
2. Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison:O – A.
3. Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E – B.
Perlu dijelaskan bahwa tanah tidak selalu mempunyai susunan tanah seperti tersebut diatas. Horison O hanya terdapat pada tanah hutan yang belum digunakan untuk usaha pertanian. Banyak tanah yang tidak mempunyai horison A2 karena tidak terjadi proses pencucian dalam proses pembentukan tanah tersebut. Di samping itu ada juga tanah yang hanya mempunyai horison A dan C saja karena prosese pembentuikan tanahnya baru pada tingkat permulaan.



VI.CARA KERJA

1. Pembuatan batas dan simbol horizon
1 Batas dan simbol horozon dapat terlihat jelas atau baur
2 Tingkatan horizon yaitu nyata, jelas dan baur
3 Bentuk topografi sdari batas horizon dapat rata, berombak tidak teratur atau baur
2. Penentuan warna tanah
1 Warna tanah ditentukan dengan warna pada buku munsell soil color chart
2 Tanah yang berdrainase baik akan berwarna kuning atau merah yang merata
3 Tanah yang berdrainase buruk akan mengalami bercak-bercak kuning atau merah
4 Tanah yang selalu tergenang air akan berwarna pucat
3. Penentuan struktur tanah
1 Denganm mengambil segumpal tanah, kemudian dipecahkan perlahan-lahan dengan ibu jari
2 Untuk hasil yang lebih jelas pindahkan gumpalan tanah ketangan yang satu lagi bergantian
4. Penentuan tekstur tanah
1. Penentuan tekstur tanah dilakukan dsengan cara mengambil sedikit tanah
2. Lalu dibasahi dengan sedikit air
3. Kemudian tanah itu dipijat-pijat perlahan-lahan untuk merasakan rasa halus, kasar, licin, dan lekat
5. Penentuan konsistensi tanah
1 konsistensi tanah menunjukan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain.
2 Dalam keadaan kering atau lembab keadaan konsistensi tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah
3 Dalam keadaan basah ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari atau mudah tidaknya membentuk bulatan
6. Penentuan ciri lain
Lereng : lereng diukur kemiringannya dengan menggunakan clinometer, abney level atau teodolit
7. Penentuan tingkat perkembangan tanah
-Tanah muda
Proses pelapukan berupa proses pelapukan bahan organik dan bahan mineral. Terdapat pada horizon A dan horizon C
-Tanah dewasa
Proses pelapukannya dari tanah muda menjadi tanah dewasa yaitu proses pembentukan horizon B
-Tanah tua
Proses pembentukannya dihorizon A dan B. Pelapukan mineral adalah pencucian basa meningkat.

VII. HASIL DAN PEMBAHASAN


Horizon Kedalaman Warna Tekstur Konsistensi
I 0 - 22 cm 7,5 YR 3/2 (Dark Brown) Pasir berlempung Lembab = Gembur
II 22 - 35 cm 7,5 YR 5/6 ( Strong Brown) Lempung Berliat Lembab = Gembur
III 35 - 49 cm 10 YR 4/6(Yellowish Dark Brown) Lempung berpasir Lembab= Teguh
IV 49 - 74 cm 7,5 YR 5/8(Strong Brown) Lempung berliat Lembab=Teguh
V 74 - 96 cm 7,5 YR 5/8(Strong Brown) Liat keras Lembab= Teguh
VI 96 - 122 cm 7,5 YR 5/8 (Strong Brown) liat Lembab=Sangat Teguh


1. Batas dan simbol horison
Berdasarkan hasil pengamatan pada profil tanah didapat data-data dibawah ini:
Pada lapisan I terdapat simbol lapisan A dengan ketebalan batas lapisan 0-22cm. Pada lapisan ini, tanah memiliki warna lebih gelap(dark brown) dibandingkan dengan tanah lapisan lain, menandakan bahwa kandungan bahan organik masih banyak terdapat di lapisan ini.
Pada lapisan II terdapat simbol lapisan A denganketebalan batas lapisan 22-35 cm. Pada lapisan ini, terdapat tanah berwarna Strong Brown. Pada lapisan ini terdapat kandungan bahan organik. Pori-pori mikro, karena hanya dapat ditembus oleh akar-akar halus. Pori-pori mikro berisi air kapiler dan udara, sehingga menyebabkan terjadinya drainase tanah buruk ditandai dengan adanya bercak-bercak kuning.
Pada lapisan III terdapat simbol lapisan B dengan ketebalan batas lapisan 35-49cm. Pada lapisan ini, terdapat warna yellowish dark brown hampir sama dengan lapisan II, hanya bedanya pada lapisan III tidak bisa ditembus lagi oleh akar.
Pada lapisan IV terdapat simbol lapisan B dengan ketebalan batas lapisan 49-74 cm. Pada lapisan ini tanah berwarna Strong Brown, dan pada lapisan ini terjadi penumpukan liat dengan kelas drainase baik karena terdapat sedikt bercak-bercak coklat.
Pada lapisan V terdapat simbol lapisan sama dengan lapisan IV yaitu B, dengan ketebalan lebih kurang 74-122 cm.pada lapisan ini terdapat berwarna tranah yang sama yaitu Strong Brown

2.Warna tanah

Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah,karena warna dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut.
-lapisan I berwarna coklat tua, menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik.
-Lapisan II berwarna strong brown.
-Lapisan III Berwarna yellowish dark brown.
-Lapisan IV, V dan VI dan berwarna coklat kekuning-kekuningan. Hal ini disebabkan karena bahan organik yang dikandung oleh tanah tersebut tidak banyak. Dan drainase tanah kurang baik, menyebabkan bercak-bercak kuning pada tanah.

3. Tekstur tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bahan-bahan tanah yang lebih halus (<2 mm ) disebut fraksi tanah halus (fine earth fraction ) dan dapat dibedakan menjadi :
1 Pasir : 2 mm – 5 m
2 Debu : 50 m- 2 m
3 Liat : kurang dari 2m
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dariu fraksi tanah halus (2 mm). Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir- butir pasir, debu, dan liat maka tanah dikelompokkan dalam beberapa kelas tekstur :
1 Kasar
2 Agak kasar
3 Sedang
4 Agak halus
5 Halus
Tanah lapisan I berstekstur pasir berlempung dengan sifat rasa kasar jelas,sedikit sekali melekat,dapat dibentuk bola yang mudah sekali hancur.
Tanah lapisan II bertekstur Lempung Berliat dengan sifat rasa agak licin,agak melekat,dapat dibentuk bola agak teguh,dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur.
Tanah lapisan III bertekstur Lempung berpasir dengan sifat rasa kasar agak jelas,sedikit melekat,dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.
Tanah lapisan IV berstekstur lempung berliat dengan sifat rasa agak licin,agak melekat,dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur.
Tanah lapisan V dan VI bertekstur Lliat Keras dan Keras dengan sifat rasa berat, halus, sangat lekat dan dapat dibentuk bola dengan baik,mudah digulung.


4. Konsistensi tanah
Konsistensi tanah menunjukkan daya kohesi butir-butir tanah atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah pada keadaan Lembab,
Lapisan I dan II Lembab,Gembur karena tanah sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas.
Lapisan III ,IV dan VI Lembab,Teguh karena tanah ini memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghacurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat hancur dengan remasan tanah.
Lapisan VI Lembab sangat Teguh karena tanah ini memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghacurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat hancur dengan remasan tanah.



VI. KESIMPULAN
1.Warna dominan adalah kuning kecoklatan berarti memiliki drainase air yang baik
2.Tekstur tanah yang dominan adalah Lempung Berliat dan pasir
3.Konsistensis tanah dominan dengan Lembab,Teguh
4.Penyidikan tubuh tanah secara utuh hanya berdasarkan pada profil tanah tidak lengkap adalah tidak sahih.

DAFTAR PUSTAKA
Foth, Henry D dan Soenarto A. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta.
Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Poerwowidodo. 1991. Genesa Tanah Jilid II. Rajawali. Jakarta.
Sarwono,R. 1995. Ilmu Tanah. Akapres. Bogor
Lembaga Penelitian Tanah dan Pemupukan.1960. Peta Tanah Eksplorasi Jawa Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar