Selasa, 27 Desember 2011

ANALISI DATA HUJAN

LAPORAN DAS
” ANALISI DATA HUJAN”




OLEH :
     PRASETYO SIAGIAN
(D1A009112)





AGROEKOTEKNOLOGI (C/3)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011

HARI /TANGGAL : KAMIS /12 MEI 2011
WAKTU          : 10.00 – 12.00/
TEMPAT          : LAB.ILMU TANAH
JUDUL          : ANALISIS DATA HUJAN
KELOMPOK           : VIII

BAB I
 ( PENDAHULUAN )
1.1 Latar belakang
         Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipatasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebegian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. Satuan curah hujan menurut SI adalah millimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi.
       Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk lonjong, lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hamper bulat. Air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang lebih besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil. Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan berbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan. Biasanya hujan memiliki kadar asam PH 6. Air hujan dengan PH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.
      Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhun, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.


1.2 Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa mampu membaca kertas pias
2. Mahasiswa mampu menghitung intensitas hujan
3. Mahasiswa dapat menghitung hujan efektifif

1.3 Media
1.Kertas pias
2.Komputer/labtop dengan program aplikasi MS Excel.





















BAB II

Landasan Teori

        Hujan adalah jatuhnya hydrometeor yang berupa partikel-partikel air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Jika jatuhnya sampai ketanah maka disebut hujan, akan tetapi apabila jatuhannya tidak dapat mencapai tanah karena menguap lagi maka jatuhan tersebut disebut Virga. Hujan  juga dapat didefinisikan dengan uap yang mengkondensasi dan jatuh ketanah dalam rangkaian proses hidrologi. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air yang berasal dari awan yang terdapat di atmosfer. Bentuk presipitasi  lainnya adalah salju dan es. Untuk dapat terjadinya hujan diperlukan titik-titik kondensasi, amoniak, debu dan asam belerang. Titik-titik kondensasi ini mempunyai sifat dapat mengambil uap air dari udara. Satuan curah hujan selalu dinyatakan dalam satuan millimeter atau inchi namun untuk di Indonesia satuan curah hujan yang digunakan adalah dalam satuan millimeter (mm).
              Apabila dikatakan intensitasnya besar berarti hujan lebat dan kondisi ini sangat berbahaya karena  berdampak dapat menimbulkan banjir, longsor dan efek negatif terhadap tanaman. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara  umum. Oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya)  seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Bayong (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan  sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

Data jumlah curah hujan (CH) rata -rata untuk suatu daerah tangkapan air (catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS)  merupakan informasi yang sangat diperlukan oleh pakar bidang hidrologi.  Dalam bid ang pertanian data CH sangat berguna,  misalnya untuk  pengaturan air irigasi , mengetahui neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off).Untuk dapat mewakili besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH dalam jumlah yang c ukup.  Semakin banyak penakar dipasang di lapangan diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan besarnya CH yang terjadi di daerah tersebut. Disamping itu juga diketahui variasi CH di suatu titik pengamatan. Menurut (Hutchinson, 1970 ; Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995) Ketelitian hasil pengukuran CH tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya diperlukan semakin banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu daerah yang variasi curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga memerlukan banyak waktu dan tenaga dalam pencatatannya di lapangan.

Tipe Hujan
Hujan dibedakan menjadi empat tipe, pembagiannya berdasarkan factor yang menyebabkan terjadinya hujan tersebut :
a.  Hujan Orografi
Hujan ini terjadi karena adanya penghalang topografi, udara dipaksa naik kemudian mengembang dan mendingin terus mengembun dan selanjutnya dapat jatuh sebagai hujan. Bagian lereng yang menghadap angina hujannya akan lebih lebat dari pada bagian lereng yang ada dibelakangnya. Curah hujannya berbeda menurut ketinggian, biasanya curah hujan makin besar pada tempat-tempat yang lebih tinggi sampai suatu ketinggian tertentu.
b.  Hujan Konvektif
Hujan ini merupakan hujan yang paling  umum yang terjadi  didaerah tropis. Panas yang menyebabkan udara naik keatas kemudian mengembang dan secara dinamika menjadi dingin dan berkondensasi dan akan jatuh sebagai hujan. Proses ini khas buat terjadinya  badai guntur yang terjadi di siang hari yang menghasilkan hujan lebat pada daerah yang sempit. Badai guntur lebih sering terjadi di lautan dari pada di daratan.
c.  Hujan Frontal
Hujan ini terjadi karena ada front panas, awan yang terbentuk biasanya tipe stratus dan biasanya terjadi hujan rintik-rintik dengan intensitas kecil. Sedangkan pada front dingin awan yang terjadi adalah biasanya tipe cumulus dan cumulunimbus dimana hujannya lebat  dan cuaca yang timbul sangat buruk. Hujan front ini tidak terjadi di Indonesia karena di Indonesia tidak terjadi front.
d.  Hujan Siklon Tropis
Siklon tropis hanya dapat timbul didaerah tropis antara lintang 0°-10° lintang utara dan selatan dan tidak berkaitan dengan front, karena siklon ini berkaitan dengan sistem tekanan rendah. Siklon tropis dapat timbul dilautan yang panas, karena energi utamanya diambil dari panas laten yang terkandung dari uap air.
Siklon tropis akan mengakibatkan cuaca yang buruk dan hujan yang lebat pada daerah yang dilaluinya. Distribusi Hujan Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannnya sangat tinggi baik menurut waktu maupun menurut tempat.   Oleh karena itu kajian tentang iklim lebih banyak diarahkan pada hujan.  Berdasarkan pola hujan, wilayah Indonesia dapat dibagi menjadi tiga (Boerema, 1938), yaitu pola Monsoon, pola ekuatorial dan pola lokal.   Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu sekitar Desember).
Selama enam bulan curah hujan relatif tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan berikutnya rendah (bisanya disebut musim kemarau).  Secara umum musim  kemarau berlangsung dari April sampai September dan musim hujan dari Oktober sampai Maret.   Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan dengan bentuk bimodal, yaitu dua puncak hujan yang biasanya terjadi  sekitar bulan Maret dan Oktober saat matahari berada dekat equator.  Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal (satu puncak hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan pola hujan pada tipe moonson .Curah hujan diukur dalam satuan milimeter (mm). Pengukuran curah hujan dilakukan melalui alat yang disebut penakar curah hujan dan diukur setiap jam 07 pagi waktu setempat.







BAB III
 Cara kerja

1.membaca kejadian hujan di kertas pias
2.memindahkan data ke table
3.Menghitung intensitas hujan per jam
   Int = jml tebal hujan
           Jml lama hujan
4.Membuat hitograf data hujan
5.Menghitung hujan efektif  ( int = 7 mm )
6.membuat kurva massa hujan
7.Menghitung koefesien aliran
 α=(jumlah hujan efektif)/(tebal hujan)
8.Menghitung debit puncak
Qp = α.Imax.A
( Luas DAS = 2 ha )
Imax = dilihat dari tabel intensitas yang tertinggi









BAB IV

HASIL
TABEL   
HARI/TANGGAL NO WAKTU TEBAL HUJAN (mm) LAMA HUJAN (menit ) INTENSITAS HUJAN (mm/menit)
30-3-1993 1 06.00 - 15.10 0 0 0
 2 15.10 - 15.35 6 25 0.24
 3 15.35 - 16.00 0 0 0
 4 16.00 - 16.35 13 35 0.371428571
 5 16.35 - 19.00 0 0 0
 6 19.00 - 20.05 22 65 0.338461538
 7 20.05 - 20.20 0 0 0
 8 20.25 - 20.55 22 30 0.733333333
 9 20.55 - 21.10 0 0 0
 10 21.10 - 22.55 32 105 0.304761905
 11 22.55 - 00.40 0 0 0
 12 00.40 - 01.10 3 70 0.042857143
 13 01.10 - 06.00 0 0 0

Jumlah 98 330 2.030842491










TABEL HUJAN EFEKTIF
TEBAL HUJAN (mm) HUJAN EFEKTIF
0 -7
6 -1
0 -7
13 6
0 -7
22 15
0 -7
22 15
0 -7
32 25
0 -7
3 -4
0 -7
 
Menghitung koefesien aliran
 α=(jumlah hujan efektif)/(tebal hujan)
8.Menghitung debit puncak
Qp = α.Imax.A
( Luas DAS = 2 ha )
Imax = dilihat dari tabel intensitas yang tertinggi

KERTAS PIAS


































PEMBAHASAN
Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0°Celsius dengan diameter ±7 mm.
Adapun jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG), diantaranya yaitu :
1. Hujan kecil, 0 – 21 mm per hari
2. Hujan sedang, 21 – 50 mm per hari
3. Hujan besar atau lebat, di atas 50 mm per hari
Dalam data hasil diatas didapat tebal hujan adalah 98 mm , ini berarti curah hujan 1 hari pada kertas pias tersebut adalah hujan besar atau lebat .
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan  tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu)  milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.

Alat Penakar Hujan
            Mengukur tinggi hujan seolah-olah air yang jatuh ke tanah menumpuk ke atas merupakan kolom air. Bila air yang tertampung volumenya dibagi dengan luas corong penampung maka hasilnya adalah tinggi. Satuan yang dipakai adalah milimeter (mm). Penakar hujan yang baku digunakan di Indonesia adalah tipe observatorium. Semua alat penakar hujan yang beragam bentuknya atau yang otomatis dibandingkan dengan alat penakar hujan otomatis (OBS). Penakar hujan OBS adalah manual, jumlah air hujan yang tertampung diukur dengan gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yang kemudian dibagi sepuluh karena luas penampangnya adalah 100 cm sehingga dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada pagi hari. Hujan yang diukur pada pagi hari adalah hujan kemarin bukan hari ini.Intensitas hujan adalah banyaknya curah  hujan persatuan jangka waktu tertentu.


      Alat ini merupakan penakar hujan otomatis dengan tipe siphon. Bila air hujan terukur setinggi 10 mm, siphon bekerja mengeluarkan air dari tabung penampungan dengan cepat, kemudian siap mengukur lagi dan kemudian seterusnya. Di dalam penampung terdapat pelampung yang dihubungkan dengan jarum pena penunjuk yang secara mekanis membuat garis pada kertas pias posisi dari tinggi air hujan yang tertampung. Bentuk pias ada dua macam, harian dan mingguan. Pada umumnya lebih baik menggunakan yang harian agar garis yang dibuat pena tidak terlalu rapat ketika terjadi hujan lebat. Banyak data dapat dianalisa dari pias, tinggi hujan harian, waktu datangnya hujan, derasnya hujan atau lebatnya hujan per satuan waktu.





























BAB V
 KESIMPULAN

* Setiap hari pias diganti (pias Harian atau Pias Mingguan). Hujan   dengan Instensitas lebat bentuk grafik terjal hu jan dengan  intensitas Ringan  bentuk grafik landai.
* Waktu terjadi dan berakhirnya hujan dapat diketahui.
*dengan mengetahui curah hujan pada setiap hari kita juga dapat menentukan iklim suatu tempat.
*dengan data curah hujan kita juga dapat mengetahui kebutuhan air pada tanaman dmana setelah terjadi hujan kita bias memprediksi berapa mm air yang telah diserap tanaman dan seberapa lagi kekurangan airnya
*dapat menentukan prakiraan hujan


DAFTAR PUSTAKA
Website : http://mitra-pelajar-computer.bolgspot.comWWW.goOgle.com(diakses tanggal 10 MEI 2011)
http://www.ilmusipil.com/curah-hujan
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-curah-hujan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar