ILMU HAMA TUMBUHAN
“PENGENDALIAN HAMA PADA TANAMAN TOMAT”
BAB I
PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill), berasal dari daerah Peru dan Ekuador, kemudian menyebar ke
seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim tropik. Bangsa Eropa dan
Asia mengenal tanaman tomat pada tahun 1523. Namun pada waktu itu tanaman tomat
dianggap sebagai tanaman beracun. dan hanya ditanam sebagai tanaman hias dan
obat kanker. Tanaman tomat di tanam di Indonesia sesudah kedatangan orang
Belanda, hal ini menandakan bahwa tanaman tomat sudah tersebar di seluruh
dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik (Cahyono, 1998).
Tanaman tomat termasuk tanaman
semusim yang berumur pendek, artinya umur tanaman hanya satu kali berproduksi
dan setelah itu mati. Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh manusia, karena
mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan.
Dalam buah tomat juga terdapat zat pembangun jaringan tubuh dan zat yang
dapat meningkatkan energi. Tanaman tomat sangat dikenal masyarakat dan digemari
karena rasanya yang manis-manis asam dapat memberikan kesegaran pada tubuh dan
cita rasanya yang berbeda dengan buah-buahan lainnya. Bahkan kelezatan rasa
buah tomat mi juga dapat menambah cita rasa dan kelezatan berbagai macam masakan.
Kegunaannya sebagai penyedap masakan hanya sedikit, namun ketersediaannya tetap
di dambakan sepanjang masa.
Taksonomi tanaman Tomat adalah:
Kingdom : Plantea,
Divisio : Spermathopyta,
Kelas :
Diccotylledon,
Ordo :
tubiflorae,
Family :
Solanaceae,
Genus :
Lycopersicum,
Spesies :
Lycopersicum esculenturn mill.
v
Syarat Tumbuh
Tanaman Tomat
Menurut Rukmana
(1994), syarat tumbuh tanaman tomat sebagai berikut :
a.
Keadaan iklim
1. Suhu
Tanaman
tomat tumbuh secara baik bila udaranya sejuk, yaitu suhu pada malam hari antara
10- 20oC dan pada siang hari antara 18- 29°C.
2. Curah hujan
Curah hujan
yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 - 1250 mm/th. Keadaan
ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di
daerah yang tidak beririgasi teknis.
3. Sinar
matahari
Cahaya
matahari sangat dibutuhkan dalam proses fisiologi tanaman untuk membentuk
bagian vegetatif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian generatif
tanaman (bunga, buah dan biji). Intensitas cahaya matahari yang diperlukan oleh
tanaman tergantung pada fase atau tingkatan pertumbuhan tanaman. Kebutuhan
cahaya matahari sebagai sumber energi fotosintesis juga tergantung lamanya
penyinaran. Penyinaran matahari untuk mendapatkan hasil yang baik adalah
sepanjang hari di tempat yang terbuka (sekitar 8 jam perhari).
4. Ketinggian
tempat
Pertumbuhan
tanaman tomat di dataran tinggi lebih baik daripada di dataran rendah, karena
tanaman menerima sinar matahari lebih banyak tetapi suhu rendah.
b.
Keadaan tanah
Tanaman tomat
dapat tumbuh di segala jenis tanah. Tanah yang ideal adalah tanah lempung
berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara,
pH 6,0 - 7,0 dan draenase baik.
v
Budidaya
tanaman tomat
Menurut Cahyono
(1998), budidaya tanaman tomat yaitu:
a.
Persiapan bahan tanaman
Pengadaan
benih tomat dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan cara membeli bibit
yang sudah siap tanam atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan
bibit dengan cara membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya
menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat
b.
Pengolahan tanah
Tomat dapat
hidup subur bila tanahnya gembur. Oleh karena itu, tanah harus dicangkul,
ditraktor atau dibajak lebih dahulu sebelum tomat di tanam. Setelah itu
dibuat bedengan dengan ukuran 100 - 200 cm untuk media tanaman tomat
c.
Pemasangan mulsa plastik hitam perak
Beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemasangan mulsa adalah, sebelum pemasangan,
bedeng-bedeng yang telah terbentuk sebaiknya diairi terlebih dahulu sehingga
kondisinya lembab. Pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan sekitar pukul
09.00-14.00 agar mulsa plastik dapat terpancang kuat, karena pada saat itu
plastik mengalami pemuaian akibat teriknya matahari langsung.
d.
Penanaman
Bibit tomat
yang telah berumur kurang lebih 2-3 minggu dan berdaun 3 - 4 helai dapat
ditanam pada lahan yang telah disiapkan. Jarak tanam sebaiknya 60 x 40 cm, 60 x
60 cm atau 50 x 50 cm. Dalam satu hektar dapat ditanami sekitar 21 ribu rumpun.
e.
Pemeliharaan
1)
Penyiraman
Penyiraman
untuk tanaman tomat sebaiknya diberikan sesuai dengan kebutuhan hidup sehingga
tanaman dapat hidup dan berproduksi secara optimal.
2)
Penyiangan
Penyiangan
adalah kegiatan membersihkan atau memberantas rumput-rumput dan jenis tanaman
lain yang mengganggu tanaman yang di budidayakan Gulma yang tumbuh di areal
tanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing tanaman.
3)
Pemberian
air
Pada umur 21
hari sejak penanaman di kebun, atau kira-kira sudah setinggi 25 cm, tanaman
tomat harus diberi air untuk menopang tegaknya tanaman dan menopang buah.
Sebab, tanaman tomat memiliki batang yang kurang kuat sehingga apabila tidak
diberi air akan roboh.
4)
Penyulaman
Penyulaman
adalah mengganti tanaman yang mati atau masak. Penyalaman
hendaknya dilakukan seminggu setelah tanaman.
5)
Pemupukan
Jenis pupuk
yang dapat digunakan untuk tanaman tomat adalah pupuk organik (pupuk kandang,
kompos dan pupuk hijau) atau pupuk buatan (pupuk nitrogen (N), Pospor (P), dan
Kalium (K). Pemupukan yang berwawasan lingkungan adalah pemupukan yang
dilakukan dengan memperhatikan waktu, dosis, dan cara penempatannya. Dengan
memperhatikan tiga hal tersebut, maka dapat menghindari pemupukan yang
berlebihan.
6)
Pengendalian
hama dan penyakit
Pengendalian
hama dan penyakit yang perlu diterapkan adalah pengendalian secara terpadu
yaitu pengendalian yang memadukan cara biologis, mekanis, dan iklim.
Penggunaan
pestisida merupakan alternatif terakhir untuk memberantas hama dan penyakit.
Tomat adalah
komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan
kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin
unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan
penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani PT. Natural
Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas
dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar
petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.
Tanaman
tomat bisa tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung
varietasnya. Tanaman tomat dapat tumbuh baik di dataran tinggi (lebih dari 700
m dpi), dataran medium (200 m - 700 m dpi), dan dataran rendah (kurang dari 200
m dpl). Faktor temperatur dapat mempengaruhi warna buah. Pada temperatur
tinggi (di atas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada
temperatur tidak tetap warna buah cenderung tidak merata. Temperatur ideal dan
berpengaruh baik terhadap warna buah tomat adalah antara 24°C - 28°C yang
umumnya merah merata . Keadaan temperatur dan kelembaban yang tinggi,
berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan, produksi dan kualitas buah tomat.
kelembaban yang relatip diperlukan untuk tanaman tomat adalah 80 %.
Tanaman tomat memerlukan intensitas cahaya matahari sekurang–kurangya 10-12 jam
setiap hari (Sastrahidayat. 1992).
Tanaman
tomat merupakan tanaman yang bisa tumbuh disegala tempat, dari daerah dataran
rendah sampai daerah dataran tinggi (pegunungan) untuk pertumbuhan yang baik,
tanaman tomat membutuhkan tanah yang gembur, kadar keasaman pH antara lain 5-6,
tanah sedikit mengandung pasir, dan banyak mengandung humus, serta pengairan
yang teratur dan cukup mulai tanam sampai tanaman mulai dari panen. Berdasarkan
tipe pertumbuhannya, tanaman tomat dibedakan atas tipe determinate dan
indeterminate. Tanaman tomat bertipe determinate mempunyai pola pertumbuhan
batang secara vertikal yang terbatas dan diakhiri dengan pertumbuhan organ
vegetatif (akar, batang daun), sedangkan tomat bertipe indeterminate mempunyai
kemampuan untuk terus tumbuh dan tandan bunga tidak terdapat pada setiap buku
serta pada ujung tanaman senantiasa terdapat pucuk muda. Bunga tanaman tomat
berjenis dua dengan lima buah kelopak berwarna hijau berbulu dan dua buah daun
mahkota (Tugiyono Hery, 2002). Pembuahan terjadi 96 jam setelah penyerbukan dan
buah masak 45 hari sampai 50 hari setelah pembuahan. Persentase penyerbukan
sendiri pada tanaman tomat adalah 95% - 100%.
A. Hama
1.
Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner.)
Ciri:
panjang ulat ± 4 cm dan akan makin panjang pada temperatur rendah. Warna ulat
bervariasi dari hijau, hijau kekuning-kuningan, hijau kecoklat-coklatan,
kecoklat-coklatan sampai hitam. Pada badan ulat bagian samping ada garis
bergelombang memanjang, berwarna lebih muda. Pada tubuhnya kelihatan banyak
kutil dan berbulu. Telur berbentuk bulat berwarna kekuning-kuningan mengkilap
dan sesudah 2-4 hari berubah warna menjadi coklat. Panjang sayap ngengat bila
dibentangkan ± 4 cm dan panjang badan antara 1,5-2,0 cm. Sayap bagian muka
berwarna coklat dan sayap belakang berwarna putih dengan tepi coklat.
Gejala: ulat ini menyerang daun, bunga dan
buah tomat. Ulat ini sering membuat lobang pada buah tomat secara
berpindah-pindah. Buah yang dilubangi pada umumnya terkena infeksi sehingga
buah menjadi busuk lunak.
Pengendalian: (1) ngengat tertarik pada cahaya
ultraviolet sehingga dengan sinar tersebut diadakan perangkap; (2) telur dan
ulat adapat dikumpulkan dan dibakar atau dimatikan; (3) ditepi kebun ditanam
jagung untuk mengurangi serangan pada tanaman tomat; (4) tanaman liar disekitar
areal pertanaman tomat dibersihkan; (5) disemprot dengan insektisida, misalnya
Diazinon dan Cymbush.
2.
Kutu daun apish hijau
Kutu ini
termasuk famili Aphididae dari ordo Hemiptera yang sering disebut aphis tomat,
aphis tembakau atau aphis kentang. Kutu hijau ini menjadi vektor (penyalur)
virus sehingga tomat dapat terserang penyakit virus.
Ciri: kutu ada yang bersayap dan ada
yang tidak bersayap. Panjang kutu yang bersayap antara 2-2,5 mm, kepala dan
dadanya berwarna coklat sampai hitam dan perutnya hijau kekuning-kuningan.
Ukuran antena sepanjang badannya. Panjang kutu yang tidak bersayap antara
1,8-2,3 mm berwarna hijau kekuning-kuningan.
Gejala: daun tomat yang diserang bentuknya
jelek, keriting, kerdil, melengkung ke bawah, menyempit seperti pita, klorosis,
mosaik dan daun menjadi rapuh.
Pengendalian: (1) gulma di sekitar areal tanaman
tomat harus dibersihkan karena dapat menjadi tempat berlindung kutu; (2) pengendalian
secara mekanis dapat dilakukan dengan cara dipijit sehingga kutu aphis tersebut
mati; (3) pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan dengan penyemprotan
insektisida.
3.
Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)
Kutu ini
termasuk famili Aleyrodidae dari ordo Hemiptera. Kutu ini bila terganggu akan
berhamburan seperti kabut atau kepul putih.
Ciri: Panjang kutu putih dewasa hanya ±
1 mm berwarna putih kekuning-kuningan, tertutup tepung seperti lilin putih,
memiliki 2 pasang sayap berwarna putih dengan bentangan ± 2 mm, dan bermata
merah. Lalat putih betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan. Telur
berbentuk elips sepanjang antara 0,2-0,3 mm. Panjang pulpa ± 0,7 mm, berbentuk
oval serta datar dan badannya seperti sisik pada daun.
Gejala: tanaman tomat yang terserang
seperti diselimuti tepung putih yang bila dipegang akan berterbangan. Serangan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat/kerdil, daun mengecil, dan
menggulung ke atas.
Pengendalian: (1) digunakan musuh alami hama,
misalnya beberapa jenis tabuhan yang merupakan parasit lalat putih dan beberapa
jenis lembing guna memakan telur lalat putih; (2) gulma di sekitar tanaman
tomat harus dibersihkan supaya tidak menjadi inang lalat putih; (3) tanaman
tomat terserang virus harus segera dicabut dan dibakar; (4) pertanaman tomat
dapat diberi mulsa jerami atau mulsa plastik; (5) disemprot dengan Diazinon,
Malathion, Azinpos-methyl dan lain-lain.
4. Kutu daun thrips
Kutu daun
thrips termasuk famili Thripidae dari ordo Thysanoptera. Ciri: panjang
thrips antara 1-1,2 mm, berwarna hitam, bergaris merah atau tidak bercak merah.
Nimfa (thrips muda) berwarna putih atau putih kekuningan, tidak bersayap dan
kadang-kadang berbercak merah. Thrips dewasa bersayap dan berambut
berumbai-rumbai. Telur thrips berbentuk seperti ginjal atau oval.
Gejala: Thrips mengisap cairan pada
permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti
perak karena udara masuk ke dalamnya. Bila terjadi serangan hebat, daun menjadi
kering dan mati. Tanaman muda yang terserang akan layu dan mati.
Pengendalian: (1) tanaman yang kekurangan air
lebih banyak diserang thrips. Untuk itu, tanaman tomat harus disiram dengan air
yang cukup; (2) gulma di areal tanaman tomat harus dibersihkan agar tidak
menjadi tempat berlindung thrips; (3) disemprot dengan insektisida, misalnya
Diazinon, Malathion dan Monocrotophos.
5. Lalat buah
Lalat ini
termasuk famili Trypetidae (Tephritidae) dari ordo Diptera. Ciri:
mempunyai sayap transparan sepanjang 5-7 mm, panjang badan 6-8 mm. Perut
berwarna coklat muda dengan garis melintang berwarna coklat tua, dada berwarna
coklat tua dengan bercak kuning atau putih. Belatung muda berwarna putih,
tetapi bila dewasa berwarna kekuning-kuningan. Panjang belatung ± 1 cm.
Belatung ini terletak di dalam daging buah. Telur lalat berukuran kecil-kecil,
panjangnya ± 1,2 mm, kedua ujungnya runcing, dan berwarna putih.
Gejala: buah tomat menjadi busuk karena
terserang cendawan atau bakteri. Bila buah dibuka akan kelihatan ada belatung
berwarna putih. Belatung dewasa berwarna kekuning-kuningan dan bila disentuh
akan melenting sejauh ± 30 cm untuk menyelamatkan diri.
Pengendalian: (1) pada waktu mencangkul, tanah
harus dibalik dan dibiarkan beberapa hari sampai beberapa minggu agar terkena
sinar matahari sehingga pupa lalat mati; (2) ditangkap dengan menggunakan umpan
yang dapat memikat lalat jantan; (3) buah yang terserang segera dipetik dan
dibakar; (4) gulma di daerah pertanaman tomat harus selalu dibersihkan.
6. Nematoda bengkak akar
Ciri: bentuk nematoda bisul akar seperti
cacing kecil sepanjang antara 200-1000 m. Untuk mengamati hama ini harus
digunakan mikroskop. Pada mulutnya terdapat stylet yang berbentuk seperti jarum
runcing, untuk menusuk dan menarik kembali cairan dalam mulut. Ukuran badan
nematoda betina sedikit lebih gemuk.
Gejala: akar tanaman membengkak memanjang
atau bulat, akibatnya tanaman (akar) akan mengalami kesulitan mengambil air
dari tanah sehingga terjadi klorosis, yakni warna daun tidak normal,
pertumbuhan terhambat, layu, buah kecil serta sedikit dan cepat menjadi tua.
Serangan nematoda ini dapat mengurangi produksi sampai 50% atau lebih.
Pengendalian: (1) tanah dicangkul dan dibiarkan
beberapa waktu agar terkena sinar matahari; (2) tanah digenangi air yang cukup lama
supaya nematoda mati; (3) menggunakan bahan kimia Nematisida, misalnya Furadan,
Curater, Petrofur, Indofuran, dan Temik; (5) menanam varietas tomat yang
resisten; (4) tanaman yang terserang harus segera dicabut dan dibakar; (5)
gulma di areal tamanan tomat dibersihkan; (6) diberi pupuk organik (pupuk
kandang atau kompos).
B. Penyakit karena Cendawan
1.
Penyakit layu fusarium
Infeksi
terjadi lewat akar, kemudian menyerang jaringan pembuluh. Jaringan xylem yang
terserang warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas.
Aliran air ke daun akan terhambat sehingga daun akan layu dan menguning.
Cendawan ini membentuk polipeptida (likomarasmin) yang menggangu permeabilitas
membran plasma, sehingga perjalanan air dari bawah ke atas terhambat.
Gejala: pada malam hari sampai pagi masih
kelihatan segar, tetapi setelah ada sinar matahari dan terjadi penguapan,
tanaman tersebut menjadi layu. Sore hari mungkin masih dapat segar lagi tetapi
keesokan harinya mulai layu lagi. Akhirnya, tanaman layu akan mati.
Pengendalian: (1) menanam varietas tomat yang
resisten (tahan); (2) diberi mulsa plastik transparan untuk menaikkan suhu
tanah agar penyakit fusarium mati; (3) menanam tanaman tomat di tanah yang
bebas nematoda; (4) menggunakan alat yang bersih dari penyakit layu; (5) tanah
yang telah ditanami tomat yang terserang penyakit layu tidak boleh ditanami
tomat dalam waktu lama dan tidak boleh menanam tanaman yang termasuk solanase;
(6) tanaman yang layu harus segera dicabut dan dibakar; (7) tanaman tomat
disambung dengan cepokak (Solanum torvum), atau terung engkol (Solanum
macrocarpon).
2.
Bercak daun septoria
Penyebab: cendawan Septoria lycopersici
Speg. yang merusak daun dan menyerang tanaman tomat yang masih muda ataupun
tua.
Gejala: terlihat bercak bulat kecil berair
pada kedua permukaan daun dibagian bawah. Bercak tersebut berwarna coklat muda,
kemudian menjadi kelabu dengan tepi kehitaman. Garis tengah bercak ± 2 mm.
Serangan yang hebat menyebabkan daun tomat menggulung, mengering dan rontok.
Pengendalian : (1) gulma dan sisa tanaman tomat
yang telah mati dibersihkan dan dibakar, jangan dipendam dalam tanah; (2)
dilakukan rotasi tanaman, dengan menanam tanaman lain yang berbeda famili; (3)
menanam tanaman tomat yang resisten; (4) disemprot dengan fungisida misalnya,
zineb dan maneb.
3. Penyakit bercak coklat
Penyebab: Alternaria solani Sor. Gejala:
daun tomat yang terserang tampak bulat coklat atau bersudut, dengan diameter
2-4 mm, dan berwarna coklat sampai hitam. Bercak itu menjadi jaringan nekrosis
yang mempunyai garis-garis lingkaran sepusat. Jaringan nekrosis ini dikelilingi
lingkaran yang berwarna kuning (sel klorosis). Bila serangan mengganas, bercak
akan membesar dan kemudian bersatu sehingga daun menjadi kuning, layu dan mati.
Bunga yang terinfeksi akan gugur. Buah muda atau masak yang terserang penyakit
ini menjadi busuk, berwarna hitam, dan cekung, serta meluas ke seluruh buah.
Penyakit ini biasanya dimulai dari pangkal buah (ujung tangkai) yang berwarna
coklat tua dan cekung, bergaris tengah 5-20 mm dan tertutup massa spora hitam
seperti beledu.
Pengendalian: (1) menanam biji yang bebas
penyakit atau biji terdesinfeksi; (2) tanaman yang sakit segera dicabut dan
dibakar; (3) bekas tanaman tomat, terung, kentang, dan tanaman yang termasuk
Solanase tidak boleh dipendam di areal pertanaman tomat, tapi harus dikumpulkan
di tempat lain dan dibakar; (4) melakukan rotasi tanaman; (5) penyiraman harus
menggunakan air bersih yang tidak tercemar penyakit; (6) drainase harus diatur dengan
baik agar tanaman tidak tergenang air; (7) gulma di areal pertanaman harus
selalu dibersihkan; (8) pembibitan dan penanaman jangan terlalu rapat; (9)
disemprot dengan carbamat, zineb atau maneb.
4. Penyakit busuk daun
Penyebab: cendawan Phytophthora infestans
(Mont.) de bary. Gejala: daun tomat yang terserang berbercak coklat
sampai hitam. Mula-mula pada ujung atau sisi daun, hanya tampak beberapa
milimeter, tetapi akhirnya meluas sampai ke seluruh daun dan tangkai daun.
Penyakit ini mulai menyerang pangkal buah, yang menimbulkan bercak berair yang
berwarna hijau kelabu sampai coklat.
Pengendalian: (1) tanaman yang telah terserang
segera dicabut dan dibakar; (2) tanaman yang sakit tidak boleh dipendam di
areal pertanaman tomat; (3) menanam varietas tomat yang resisten; (4) melakukan
rotasi tanaman; (5) tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar
terkena sinar matahari; (6) disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45,
Difolatan, zineb, propineb, atau maneb.
5. Penyakit busuk buah Rhizoctonia
Penyebab: cendawan Thanatephorus
cucumeris (Frank) Donk. Gejala: muncul bercak cekung kecil berwarna
coklat. Bercak ini membesar dan timbul lingkaran-lingkaran sepusat. Warna
bercak menjadi coklat tua dan bagian tengahnya sering kali retak.
Pengendalian: (1) air pengairan harus bersih dan
bebas penyakit; (2) penanaman jangan terlalu dalam; (3) diberi lanjaran supaya
buah tomat tidak menyentuh tanah; (4) diberi mulsa plastik transparan; (5)
menanam varietas tomat yang resisten; (6) melakukan rotasi tanaman; (7) gulma
dan sisa-sisa tanaman sakit harus dibersihkan dan dibakar; (8) disemprot dengan
fungisida yang mempunyai bahan aktif chlorothalonil dengan interval 7-8 hari
sekali untuk menanggulangi timbulnya penyakit busuk buah.
6.
Busuk buah antraknosa
Penyebab: cendawan Colletotrichum
coccodes (Wallr.) Hughes. Penyakit ini dapat menyerang buah, batang dan
akar tanaman tomat. Gejala: buah tomat tampak ada bercak kecil berair,
bulat dan cekung yang makin membesar, berwarna coklat, kelihatan ada
lingkaran-lingkaran sepusat, dan kemudian menjadi hitam. Pada pangkal buah
kelihatan ada bercak ungu yang terletak dekat tangkai. Bila serangan terjadi
pada akar dan batang, warna jaringan cortex akan menjadi coklat dan daun
menjadi layu.
Pengendalian: (1) sisa tanaman sakit tidak boleh
dipendam dalam tanah; (2) melakukan rotasi tanaman selama 1-2 tahun; (3) diberi
mulsa dan lanjaran agar buah tidak menyentuh tanah; (4) menanam tanaman tomat
yang resisten; (5) disemprot dengan fungisida yang mempunyai bahan aktif
kaptafol.
C. Penyakit karena Bakteri
1. Penyakit layu
Penyebab: Pseudomonas solanacearum
(E.F. Sm) E.F.Sm. Gejala: tanaman yang diserang penyakit ini lebih cepat
layu. Tanaman yang telah terinfeksi daunnya masih hijau tetapi kemudian tiba-tiba
layu, terutama pucuk daun yang masih muda, dan daun bagian bawah menguning.
Tanaman yang terinfeksi menjadi kerdil, daun menggulung ke bawah, dan
kadang-kadang terbentuk akar adventif sepanjang batang tomat. Tanaman yang
terserang biasanya akan roboh dan mati.
Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman dan
tidak boleh menanam jenis-jenis tanaman yang termasuk famili Solanaceae; (2)
gulma di areal pertanaman dibersihkan; (3) menanam varietas tomat yang
resisten; (4) tanaman disambung dengan batang bawah cepokak; (5) tanaman
disemprot dengan antibiotika; (6) tanaman yang sakit dicabut dan dibakar; (7)
tanah yang telah dicangkul dibiarkan beberapa waktu agar cukup terkena sinar
matahari.
2. Kerak bakteri, bercak bakteri
Gejala: adanya bercak berair kecil pada
daun dan batang; bercak berair ini akan mengering, cekung dan berwarna coklat
keabu-abuan garis tengah 1-5 mm; tanaman tomat yang terserang daun-daunnya
mengeriting ke bawah dan mengering; batang yang terluka menyerupai kerak
panjang dan berwarna keabu-abuan; daun yang terserang mengalami klorosis dan
gugur; pada buah yang terserang mula-mula kelihatan bercak berair, kemudian
berubah menjadi bercak bergabus.
Pengendalian: (1) melakukan rotasi tanaman
dengan tanaman yang berbeda famili; (2) menanam biji dari tanaman tomat yang
sehat; (3) menanam tanaman tomat yang resisten; (4) tanaman yang sakit harus
segera dicabut dan dibakar; (5) tanaman tomat yang mati tidak boleh dipendam
dalam tanah; (6) menyiram tanaman dengan air yang bersih dan bebas penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar