LAPORAN
PRAKTIKUM
KONSERVASI
TANAH DAN AIR
Pengolahan tanah
“TANAMAN
JAGUNG (Zea mays L.)
“
PRASETYO SIAGIAN D1A009112
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Jagung (Zea mays
L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum
dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,
jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk
beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga
menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung
jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku
pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam
sebagai penghasil bahan farmasi.
Kandungan gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar
berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh
bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada
jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin.
Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih
berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui
mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:
·
Kalori : 355 Kalori
·
Protein : 9,2 gr
·
Lemak : 3,9 gr
·
Karbohidrat : 73,7 gr
·
Kalsium : 10 mg
·
Fosfor : 256 mg
·
Ferrum : 2,4 mg
·
Vitamin A : 510 SI
·
Vitamin B1 : 0,38 mg
·
Air : 12 gr
·
Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.
Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai
kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang
lebih banyak.
Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat
ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati
jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi
utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung
dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.
Produksi jagung dan perdagangan dunia
Provinsi penghasil jagung di Indonesia yaitu Jawa
Timur 5 jt ton; Jawa Tengah 3,3 jt ton; Lampung 2 jt ton; Sulawesi Selata 1,3
jt ton; Sumatera Utara 1,2 jt ton; Jawa Barat 700 – 800 rb ton, sisa lainnya
(NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt
ton per tahun.
Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika
Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%;
Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada
1,34%. Sedangkan untuk negara-negara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara
lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3
juta MT.
1.2.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh berbagai teknik pengolahan
tanah dan perbedaan banyaknya mulsa pada setiap petakan terhadap hasil tanaman
jagung .
1.3.HIPOTESIS
Bahwa
teknik pengolahan tanah dan banayak nya mulsa pada setiap petakan akan
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman jagung
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Poales
Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus: Zea
Spesies: Zea mays L.
Jagung manis (sweet corn)
merupakan komoditas palawija dan termasuk
dalam keluarga (famili) rumput-rumputan (Gramineae) genus Zea dan spesies
Zea mays saccharata. Jagung manis
memiliki ciri-ciri endosperm berwarna bening, kulit biji tipis, kandungan pati
sedikit, pada waktu masak biji berkerut (Koswara , 2009). Produk utama jagung manis adalah
buah/ tongkolnya, biji jagung manis mempunyai bentuk, warna dan kandungan
endosperm yang bervariasi tergantung pada jenisnya, biji jagung manis terdiri
atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan embrio.
Tanaman jagung manis umumnya
ditaman untuk dipanen muda yaitu 69 – 82 hari setelah tanam atau pada saat
masak susu (milking stage). Proses pematangan merupakan proses perubahan gula menjadi pati sehingga biji jagung manis yang belum masak mengandung
kadar gula lebih tinggi dan kadar pati lebih rendah. Sifat ini ditentukan oleh
gen sugari (su) resesif yang berfungsi untuk menghambat pembentukan gula
menjadi pati. Dengan adanya gen resesif tersebut menyebabkan tanaman jagung
menjadi 4 – 8 kali lebih manis dibandingkan dengan
tanaman jagung biasa.kadar gula yang tinggi menyebabkan biji menjadi berkeriput
(Rifianto, 2010).
Deskripsi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual).
Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung
umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai
tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas
sebelum bunga jantan. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung
sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana
sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batang
beruas-ruas, ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung
cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,
di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat
menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina.
Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif,
dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk
penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Pengolahan tanah
Sebagai tempat pertumbuhan tanaman, maka tidak
mengherankan jika perhatian manusia terhadap tanah mula-mula selalu dihubungkan
dengan pertumbuhan tanaman. Menurut Hardjowigeno (1993), tanah merupakan kumpulan
benda alam di permukaan bumi yang mengalami modifikasi atau bahkan dibuat oleh
manusia dari bahan bumi yang mengandung gejala-gejala kehidupan, dan mampu
menopang pertumbuhan tanaman yang didalamnya meliputi horizon-horizon tanah
yang terletak diatas bahan batuan.
Kondisi tanah pada suatu lahan memiliki tingkat
kesuburan yang berbeda-beda. Tingkat kesuburan tersebut dipengaruhi oleh
factor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Faktor-faktor pembentukan tanah, diantaranya
yaitu (Hardjowigeno, 1993):
1.Iklim, yang menentukan
reaksi-reaksi kimia dan sifat fisis didalam tanah. Iklim memiliki hubungan
dengan kandungan bahan organik.
2.Jasad hidup, yang memegang
peranan besar dalam pembentukan tanah yaitu vegetasi bahwa kondisi lingkungan
yang berbeda. Jenis vegetasi mempengaruhi pula jumlah unsur hara.
3.Bahan induk, dimana
perkembangan suatu tanah akan tergantung pula pada jenis bahan induk yang mementukan
sifat-sifat fisis dan kimia dari tanah yang dihasilkan.
4.Topografi, yang
mempengaruhi perkembangan pembentukan profil tanah yaitu jumlah curah terabsorbsi
dan penyimpanannya didalam tanah, tingkat perpindahan tanah oleh erosi dan arah
gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau larutan dari suatu tempat ketempat
lain.
Waktu, jika waktu telah cukup maka tanah yang
matang dapat memiliki differensiasi profil yang mantap. Lama waktu yang
dibutuhkan tanah untuk pembentukan horizon-horizon tergantung pada
faktor-faktor lain yang berhubungan seperti iklim, sifat bahan induk,
binatang-binatang dalam tanah dan topografi.
Selain dari pada factor diatas, beberapa tindakan
manusia juga ditujukan untuk menjadikan kondisi tanah yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman. Sehingga pada dasarnya kegiatan Tujuan pengolahan tanah yaitu untuk menyiapkan
tempat pesemaian (seed bed), memberantas
gulma, memperbaiki kondisi tanah untuk penetrasi akar, infiltrasi air dan
peredaran atau aerasi dan atau menyiapkan tanah untuk irigasi permukaan.
Pengolahan tanah juga ditujukan
secara khusus seperti pengendalian hama, menghilangkan sisa-sisa tanaman
yang mengganggu permukaan tanah, pengendalian erosi dan penyampuran pupuk, kapur
dan pestisida dalam tanah
Menurut intensitasnya, pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu (Aak, 1983):
1. No tillage (tanpa olah tanah),
2. Minimum tillage
(pengolahan tanah minimal, hanya pada bagian yang akan ditanami), dan
3. Maksimum tillage (pengolahan intensif, pada
seluruh lahan yang akan ditanami).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat
Praktikum Konservasi Tanah dan Air ini
dilaksanakan dilahan kebun percobaan ,Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.
Pada tanggal maret 20012 – juni 2012 .
3.2. Bahan dan alat
Bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum
ini adalah benih jagung , pupuk NPK ,pupuk
KCl ,pupuk Urea , pupuk kandang ayam
dan mulsa .
Alat – alat yang digunakan adalah
cangkul,meteran, spidol,pisau cutter,tali plastic, karung goni, timbangan .
ring tanah .
3.3. Rancangan penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan rancangan acak berkelompok
3.4. Pelaksanaan penelitian
3.4.1. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah pada lahan pertama -
tama adalah dengan cara pembersihan atau pembabatan gulma yang dapat mengganggu
penyerapan unsur – unsur hara di dalam tanah sehingga tidak terjadi persaingan dan
kemudian melakukan penggemburan dengan cara dicangkul dan dinaikkan tanah nya
.penaikkan tanah dilakukan agar tanah lebih gembur .dan dibuat batas - batas
atau petak tanaman. Luas petak adalah 300 cm x 300 cm dan batas antar petak
adalah 50 cm . Pada lahan tanpa olah tanah tidak perlu dilakukan pencangkulan
cukup dengan pembersihan gulma sedangkan pada pengolahan tanah intensive
dilakukan pencangkulan sebanyak 2 kali dan tanah harus digemburkan .
3.4.2. penanaman
tanaman jagung
Pembuatan lubang tanam jagung yang
digunakan adalah suatu alat yang disebut tugal atau alu. Tugal atau alu ini
terbuat dari kayu yang salah satu ujungnya dibuat runcing. Tugal bermata
tunggal.
Cara menggunakan alat tersebut adalah
menancapkan ujung nya kedalam tanah sesui dengan jarak tanam yaitu 75 cm x 25
cm. Adapun kedalaman penugalan tersebut sangat tergantung pada kelengasan
tanahnya yaitu sekitar 2,5 cm - 5 cm.
Setelah lubang tanam terbentuk , benih yang telah dipersiapkan sebelumnya
dimasukkan kedalam lubang sesuai dengan jumlah lubangnya. Pada petak diberi 2
benih jagung pada lubang tanam. Selanjutnya, lubang yang telah ada benihnya
ditutup dengan sedikit tanah yang gembur.
3.4.3.Penyulaman
Satu minggu setelah tanam ,ada tanaman
jagung yang tidak tumbuh atau mati maka dilakukanlah penyulaman. Penyulaman
menggunakan benih dari jenis yang sama. Yang ada pada lubang tanaman yang
tanaman nya berlebih. Dan dipindahkan pada lubang yang tanaman mati atau tidak
tumbuh. Jagung yang tidak tumbuh atau mati bisanya , selain karena adanya
serangan hama dan penyakit ,bias juga karena kelengasan tanahnya yang rendah
(kekeringan).
3.4.4.Penyiangan
Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan
/ menghilangkan tumbuhan pengganggu (gulma)yang dapat merugikan pertumbuhan
tanaman jagung. Dan juga pengurangan jumlah tanaman pada tiap lubang karena
tiap lubang segaja benih ditaruh berlebih satu karena mengantisipasi tanaman
yang tidak tumbuh. Sehingga setiap lubang pada petak terdapat 2 tanaman . penyiangan pertam kali
dilakukan pada waktu tanaman jagung berumur kira – kira 14 hari setelah tanam.
Dan untuk penyiangan gulma berikutnya dilakukan pada saat ada anggota kelompok
berada pada pembagian waktu penyiraman.
3.4.5.Penyiraman
Penyiraman dilakukan dilakukan mulai dari
tanaman jagung tumbuh dan disiram tiap hari pada sore hari sekitar pada pukul
15.00 – 18.00. dan banyaknya air yang disiram tergantung pada orang yang piket
pada hari itu berbeda – beda .
3.4.6 Pemupukan
Pemupukan
dilakukan sebanyak 2 kali. Yang pertama dilakukan pada saat jagung di tanam.
Dosis pupuk saat pemupukan pertama adalah Urea 83 kg/ ha atau 50 gr/petak, Sp36
150 kg/ ha atu 90 gr/petak dan KCl 75 kg/ ha atau 45 gr/petak. Pemupukan yang
kedua dilakukan 4 minggu setelah tanam, pupuk yang di berikan adalah pupuk Urea
dengan dosis 167 kg/ha atau 100 gr/petak. Pupuk diberikan dengan cara larikan
pada tiap-tiap baris tanaman. Untuk Urea pada pemupukan pertama tiap barisan di
berikan 12,5 gr/ baris. Tsp di berikan 22,5 gr/ baris dan KCl diberikan 11,25
gr/baris. Pada pemupukan yang kedua pupuk urea yang di berikan 25 gr/ baris.
3.5.Variabel
3.5.1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman jagung
merupakan pengukuran terhadap prosespertumbuhan atau proses vegetative.
Pengukuran ini dilakukan pada minggu ke 2 setelah penanaman hingga batas akhir
proses vegetative yakni ditandai dengan munculnya malay , malay menandakan
bahwa tanaman jagung telah mengalami proses generative. Teknis pengukuran
tinggi tanaman jagung yakni dari pagkal batang sampai titik akhir tumbuh yakni
pada daun terpanjang.
3.5.4.berat tongkol
Berat tongkol diperoleh dari tanaman
jagung sample yang sudah dipilih.
3.5.5.Analisis data.
Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap
variable yang diamati maka data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis
secara statistic menggunakan analisi ragam atau perbandingan untuk semua
pengukuran.
IV.HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengukuran
tinggi tanaman
4.2.PEMBAHASAN
Dari pengamatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung dibedakan dua fase yaitu: fase vegetatif dan fase
generatif. Fase vegetatif dimulai dari
fase kecambah dilanjutkan denagn fase vegetatif,akar batang daun yang cepat
pada akhirnya pertumbuhan vegetatif menjadi lambat sehingga dinamai fase
generatif,dalam fase vegatatif ini tanaman jagung membutuhkan banyak air. Fase
generatif dinamai dengan pembentukan primordia. Proses pembungaan yang mencakup pristiwa penyerbukan dan
pembuahan. Penyerbukan yang terjadi pada tanaman jagung biasannya di bantu
dengan angin, yaitu dengan cara menebarkan tepung sari kemudian menjatuhkan
pada tangkai. Letak bunga jantan dan bunga betina tidak berada di satu
tempat,bunga jantan pada ujung batang yang sedang berbunga, sedangkan bunga
betina berada dipertengahan batang atau tongkol.
Variabel yang di amati
1.Tinggi
tanaman
Perlakuan dalam pemberian jumlah bibit
yang berbeda per lubang tanam pada praktikum ini, menyebabkan terjadinnya
perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dapat terlihat pada
tanaman jagung petak pertama yang berisi
satu tanaman perlubang dan petak kedua yang berisi duas tanaman per lubang.
Tanaman jagung pada petak pertama tumbuh lebih tinggi dan subur dibandingkan
dengan tanaman jagung pada petak kedua, itu terjadi karena pada petakan kedua
terjadi persaingan dalam memenuhi kebutuhan akan unsur hara, air, cahaya, dan
unsur hara lainnya.
Tanaman cendrung lebih tinggi pada
petakan pertama karena persingan yang terjadi tidak bagitu besar,namun ada juga
tanaman pada petak kedua yang lebih subur dibanding dengan tanman pada petak
pertama. Ini terjadi karena faktor –faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung seperti ketidakrataan dalam pemberian pupuk, ataupun kandungan unsurhara
yang berbeda. Karena setiap jengkal tanah memiliki kandungan unsur hara yang
berbeda. Pada tabel terlihat bahwa
tanaman sampel ke 8 pada petakan pertama,tumbuh lebih subur dengan tinggi 190
cm dan pada petakan kedua tanaman tumbuh lebih kecil dari yang lain dengan
tinggi 150,5 cm. Pengukuran tinggi pada
variabel ini, diakhiri saat tanaman jagung sudah 75 % tumbuh malai,dan pada
saat itu pula pertumbuhan vegetatif pada tanaman jagung berakhir.
BAB
V.KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
1.Deskripsi
tanaman jagung
Asal : hasil persilangan TC x 1 Early DMR(S) C2
Introduksi
dari Thailand.
Golongan : bersari
bebas
Daun : panjang
dan lebar
Warna
daun : hijau tua
Batang : tinggi sedang (medium) dan tegap.
Umur
50% keluar rambut : kurang lebih 55 hari
Tongkol : cukup besar dan silendris
Kedudukan
tongkol : di tengah batang
Kulit
tongkol : tidak semua tongkol tertutup dengan baik
Biji : mutiara(flint)
Warna biji : kuning
kadang-kadang terdapat 2-3 biji berwana
putih
pada satu tongkol.
Baris biji : lurus dan rapat
Jumlah biji pertongkol : umurnya 12-13 baris
Bobot 1000 baris : lebih
kurang 272 gr
Daya hasil : 5-6 ton.ha-1 pipilan kering
Umur panen : 85-90 hari
Kerebahan : cukup tahan
Ketahanan
terhadap penyakit : cukup tahan,terhadap bulai (sclerospora
maydis), karat dan bercak daun.
Keterangan
: baik untuk dataran rendah.
2.petakan tanaman
jagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar