Penetapan
kandungan asam humat dan fulvat dari senyawa humat dilakukan dengan cara
ekstraksi asam basa. Ekstraksi asam basa
didasarkan atas kelarutannya. Asam
humat larut dalam alkali/basa dan
mengendap dalam keadaan asam. Asam fulvat dapat larut dalam alkali/basa
maupun asam.
Ekstraksi dilakukan dengan cara
mengekstrak 5 gram contoh kompos kering 60˚ C dengan NaOH 0,1 N sebanyak 2 x
250 ml kocok selama 30 menit. Setelah itu disentrifuse dan hasil sentrifuse
ditera sampai 500 ml. Saring dengan buncher
filter untuk memisahkan bahan humat dan nonhumat yang terapung di
atasnya. Bahan humat dan nonhumat yang
mengendap dipisahkan dengan cara disentrifuse kembali.
Pemisahan asam humat dan fulvat
dilakukan dengan menurunkan pH menjadi pH 2.
Bahan akan terpisah menjadi dua bagian karena kelarutannya. Asam humat
yaitu bagian yang mengendap, sedangkan asam fulvat yaitu bagian yang
larut. Sampai pada tahap ini sudah dapat
diketahui secara kualitatif kandungan asam humat dan fulvat. Asam humat ditunjukkan dari banyaknya bahan
yang mengendap. Semakin banyak bahan
yang mengendap berarti kandungan asam humat semakin banyak, dan sebaliknya.
Asam fulvat dapat ditentukan dari tingkat kekeruhan cairan yang larut. Semakin keruh cairan tersebut maka kandungan
asam fulvat semakin banyak, dan sebaliknya.
Asam humat (bagian yang mengendap)
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan cara bahan humat pada pH 2 di
sentrifuse pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Setelah itu didapat endapan yang dapat
dipisahkan dengan larutan yang ada.
Endapan sebagai asam humat ditentukan secara kuantitatif dengan cara
dikeringkan untuk menghilangkan kadar air, yaitu menggunakan oven 60˚C sampai
bobotnya konstan. Timbang untuk
mengetahui bobotnya.
Prosedur Ringkas
- Batubara di kering mutlakkan dalam oven pada suhu 600C
- Timbang 5 g batubara kering
- Tambahkan 250 ml NaOH 0,1 N dan kocok selama 30 menit.
- Ulangi penambahan 250 ml NaOH 0,1 N dan kocok selama 30 menit.
- Lakukan penyaringan dan tampung filtrat (cairan)
- Buat pH filtrat
menjadi 2 dengan penambahan HCl 0,1 N
- Sentrifuse pada kecepatan 3.500 rpm selama 15 menit
untuk memisahkan endapan (Asam Humat) dengan cairan (Asam Fulfat)
- Pisahkan endapan dengan cairan melalui proses
penyaringan
- Oven endapan (AH)
pada suhu 600C sampai beratnya konstan
- Timbang endapan (AH)
- Tentukan kadar AH dalam batubara
- Untuk mengetahui kandungan Asam Fulfat cukup dengan
melihat tingkat kekeruhan dari cairan.
PENETAPAN ASAM HUMAT DAN FULVAT
1.Alat
dan Bahan
Alat
–alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
·
Erlenmeyer 250 ml
·
Shaker
·
Sentrifugal
·
Pipet
·
Gelas Piala
·
Batang Pengaduk
·
Timbangan analitik
·
Kertas label
·
Gelas ukur
·
Cawan aluminium
·
Lemari oven
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
·
Tanah
·
NaOH 0,5 M
·
HCL Pekat
·
HCL 5% + HF 5%
·
aguades
2.
Cara
Kerja
1.
Timbang 10-20 gram tanah ( Top Soil dan
Sub Soil ) < 2 mm ( 0-10 cm dan 10-20
cm ), 10-20 cm gram pupuk kandang ( Sapi dan Ayam ), 10-20 gram tanah Gambut,
10-20 gram pupuk Kompos. Masing sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2.
Tambahkan pada masing-masing sampel
50-100 ml NaOH 0.5M ( ekstraksi ).
3.
Kemudian di kocok selama 2 jam atau
lebih dengan mesin pengocok ( shaker ).
4.
Setelah selesai pengocokan dibiarkan
selama minimal 1 x 24 jam, dan kemudian suspense yang mengendap dibuang dan
supernatant yang berwarna gelap dipindahkan ke erlenmeyer yang lain.
5.
Supernatan di asamkan dengan HCl 6 N
hingga pH 1.0 sambil dilakukan pengadukan ( fraksionasi ).
6.
Endapan asam humat dipisahkan dari
supernatan yang mengandung asam fulvat dengan sentrifugal.
7.
Endapan asam humat kemudian di suspensi
dengan larutan HCl 5% + HF 5% ( 50 ml ) untuk membersihkan kandungan abu yang
terdapat dalam larutan dan kemudian di sentrifugal ( purifikasi ).
8.
Endapan asam humat di cuci dengan air
aquades ( 3x ) ( furifikasi ).
9.
Asam humat yang diperoleh di keringkan
dalam oven dengan suhu 400C.
10.
Penghitungan persentase ( berat ) asam
humat yang terdapat pada bahan
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Dari
praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Pengamatan
sampel dilarutkan dengan NaOH ( basa ) Hari
Pertama
No
|
Sampel
|
Keterangan
|
1
|
Top Soil
|
Ada endapan, warna
coklat kehitaman
|
2
|
Gambut
|
Sedikit endapan,
warna hitam
|
3
|
Sub Soil
|
Ada endapan, warna
coklat terang
|
4
|
Kotoran Sapi
|
Ada endapan, coklat
kehitaman
|
5
|
Kototran Ayam
|
Ada endapan, warna
coklat kemerahan
|
6
|
Kompos
|
Ada endapan, warna
coklat kehijauan
|
Hari Kedua ( 2 )
Urutan sampel yang mempunyai endapan
yang paling sedikit yaitu :
1). Gambut
2). Kotoran Sapi
3). Kotoran Ayam
4). Kompos
5). Top Soil
6). Sub Soil
Tabel 2. Pengamatan
sampel (Supernatan) yang dilarutkan dengan HCl 6 N (asam kuat)
No
|
Sampel
|
Warna
Supernatan
|
Keterangan
|
1
|
Top Soil
|
Coklat
|
Terjadi endapan,
larutan berwarna coklat bening
|
2
|
Gambut
|
Hitam
|
Ada endapan, dan ada
juga yang mengapung, warna larutan hitam
|
3
|
Sub Soil
|
Orange
|
Ada sedikit endapan,
warna larutan bening ( kuning terang )
|
4
|
Kotoran Sapi
|
Coklat Kehitaman
|
Ada endapan, warna
larutan coklat keruh
|
5
|
Kotoran Ayam
|
Coklat Tua
|
Terdapat endapan dan
apungan, warna larutan coklat terang
|
6
|
Kompos
|
Hijau Kehitaman
|
Terjadi endapan dan
apungan, warna larutan coklat
|
Tabel 3. Hasil akhir berat asam humat yang
didapatkan
No
|
Sampel
|
Berat
Cawan
(Gram)
|
Berat
Asam Humat + Cawan(gram)
awal
|
Berat
Cawan + Humat(gram)
|
Berat
Asam Humat(gram)
|
% Asam humat (dalam 20
gram tanah)
|
1
|
Top Soil
|
2,9
|
10,3
|
9,4
|
6,5
|
32,5
|
2
|
Gambut
|
2,8
|
48,0
|
53,7
|
45,2
|
226
|
3
|
Sub Soil
|
2,7
|
5,6
|
2,9
|
0,2
|
1
|
4
|
Kotoran Sapi
|
2,8
|
19,8
|
17,0
|
14,2
|
71
|
5
|
Kotoran Ayam
|
2,8
|
17,5
|
14,7
|
11,9
|
59,5
|
6
|
Kompos
|
2,9
|
8,0
|
5,1
|
2,2
|
11
|
1.2
Pembahasan
Dari hasil praktikum pada hari pertama, setelah semua
sampel dilarutkan dengan NaOH, didapatkan endapan pada masing- masing sampel
dengan jumlah yang berbeda- beda. Selain itu warna endapannya pun berbeda- beda
pula yang menunjukkan kandungan humin pada setiap sampel berbeda- beda. Endapan- endapan yang terbentuk ini merupakan
fraksi humin, yaitu bagian yang tidak dapat larut dan lembam (inert) (Tan,
1998). Dari semua sampel, yang memiliki kandungan humin yang paling rendah
adalah tanah gambut, dan yang paling tinggi adalah sub soil. Sedangkan bagian
yang terlarut merupakan asam humat dan asam fulvat. Pada tanah gambut,
kandungan asam humat dan asam fulfatnya terlihat paling banyak. NaOH Merupakan
ekstraktan yang paling efektif dalam pemisahan bahan humat dalam tanah secara kuantitatif (Tan, 1998).
Dari masing- masing sampel ini kemudian diambil
supernatannya ( bagian yang terlarut). Supernatan ini merupakan campuran dari
asam humat dan asam fulvat. Untuk memisahkan asam humat dan asam fulvat ini
bahan yang digunakan adalah HCL 6 N, yang merupakan asam kuat. Asam fulvat
dapat larut dalam larutan asam ini sedangkan asam humat tidak dapat larut dalam
asam dan membentuk endapan. Setelah dilakukan pengekstrakan dengan menggunakan
HCL 6N ini, didapatkan endapan dengan jumlah dan warna yang bebrbeda- beda
setiap sampel. Endapan paling banyak terlihat pada sampel tanah gambut, dan
yang paling sedikit adalah pada sub soil. Pada sampel tanah gambut dan pupuk
kandungan ayam selait trdapat apungan juga terdapat bahan yang mengapung. Bahan
yang mengapung ini merupakan abu. Abu ini merupakan sisa bahan organik yang
belum melapuk secara sempurna. Karena terkena HCL yang merupakan asam kuat,
sisa bahan organik ini terbakar dan menimbulkan asap dan abu. Karena abu ini
mempunyai berat jenis yang lebih rendah, abu ini kemudian mengapung, namun
kemungkinan tidak semua abu ini dapat mengapung, karena tertindih oleh asam
humat.
Untuk membersihkan abu yang masih tertinggal pada endapan
asam humat ini, digunakan larutan HCL 5% + HF 5%. Endapan asam humat terlebih
dahulu dipisahkan dengan larutan asam fulvat. Kemudian ditambahkan dengan
larutan HCL 5% + HF 5%. Karena kemungkinan larutan HCL 5% + HF 5% masih
tertinggal pada endapan asam humat ini, maka endapan asam humat ini perlu
dicuci dengan menggunakan aquades sampai diperkirakan larutan ini tidak ada
yang tertinggal. Setelah itu, endapan ini diovenkan untuk mendapatkan baret
kering asam humat yang murni.
Setelah dilakukan pengovenan, didapatkan berat kering
dari asam humat ini dan kemudian dipersentasikan. Dari hasil persentasi
didapatkan bahwa kandungan asam humat tertinggi ada pada tanah gambut, yaitu
226 %. Namun persentase ini terlalu tinggi, karena persentase asam gambut tidak
mungkin melebihi 100 %. Ini kemungkinan disebabkan oleh kesalahan dalam
penimbangan atau asam humat yang dikeringkan masih memiliki kandungan air yang
tinggi. Kandungan asam humat tertinggi setelah asam humat adalah, pupuk kandang
sapi (71%), pupuk kandang ayam(59,5%), top soil(32,5%), kompos(11%), dan yang
terendah adalah sub soil(1%).
II. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa :